TEMPO Interaktif, Jakarta -Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menyatakan inflasi akan mencapai puncak pada semester pertama tahun ini. Ia menduga inflasi bakal mencapai 7,5 persen.
Namun inflasi akan kembali mereda pada semester kedua tahun ini, yang bertengger pada level 6,507 persen. Volatile bahan makanan poin yang mendorong inflasi tahun ini.
Fauzi saat ditemui wartawan hari ini (12/1) di Four Season Hotel menuturkan, angka ini merupakan prediksi tertinggi. Kenaikan harga bahan pangan yang terus berlanjut bisa menganggu inflasi inti. Kenaikan harga juga bisa menuda rencana pemerintah membatasi konsumi bahan bakar minyak.
Jika harga bahan makanan sudah turun dan subsidi BBM dicabut, Fauzi memperkirakan inflasi akan tembus lebih dari 7,5 persen. Karena itu, musim panen tahun ini diharapkan bisa meredam kenaikan harga bahan makanan ini. "Jika panennya sudah baik, maka otomatis harga makan turun," katanya.
Soal pembatasan konsumsi BBM, ia memperkirakan tidak akan berdampak permanen pada inflasi. "Kalau bicara harga BBM itu akan sekali, karena inflasinya akan loncat, dan stabil setelah itu, year on yearnya akan turun," katanya. Ia memberi catatan, tidak terjadi kepanikan di pasar yang berkelanjutan.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
30 Juni 2023
IMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.