Kementerian PU Kirim Tim Peneliti Tol Serangan-Tanjung Benoa  

Reporter

Editor

Rabu, 12 Januari 2011 13:54 WIB

Djoko Kirmanto. TEMPO/Mazmur Sembiring
TEMPO Interaktif, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum akan mengirimkan tim untuk meneliti kelayakan ruas jalan tol Serangan-Tanjung Benoa, Bali, yang direncanakan dibangun sepanjang 11,5 kilometer. "Hari ini tim berangkat ke sana," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto kepada wartawan seusai pelantikan pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum, Rabu (12/1).

Dia mengatakan, tim akan meneliti setiap alternatif pembangunan jalan tol di kawasan Serangan-Tanjung Benoa, termasuk berbagai kemungkinan dampak dari pembangunan jalan tol tersebut. "Tim ke sana untuk melihat kembali, semoga pembangunan jalan tol tersebut tidak merusak lingkungan," ujarnya.

Dalam rapat kerja bersama Menteri Koordinator Perekonomian Selasa lalu (11/1), kata Djoko, terdapat empat alternatif yang dapat digunakan dalam pembangunannya. Di antaranya dengan membangun jembatan sepanjang 7,5 kilometer dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun, kanal atau terowongan dengan biaya Rp 5,1 triliun, jembatan 9,6 kilometer dengan biaya Rp 2,9 triliun.

Alternatif lainnya, masih berupa jembatan sepanjang 11,5 kilometer dengan investasi Rp 1,37 triliun, yang merupakan prakarsa dari konsorium BUMN.

Berbagai alternatif tersebut dibuat karena rencana awal pembangunan jalan dari Serangan menuju Tanjung Benoa bisa mengganggu jalur penerbangan dan pelayaran di sana. Padahal rencana tersebut sudah diprogramkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional.

"Namun perkembangan terakhir, ternyata pembangunan di sana tidak bisa dilakukan karena di sisi pantai itu terdapat Pelabuhan Tanjung Benoa yang kawasannya semakin membesar," papar Djoko Kirnanto.

Menurut Djoko, jika jembatan jadi dibangun di tempat yang sama, dibutuhkan jarak ruang (clearance) yang tinggi. Namun dengan jarak ruang yang tinggi dapat mengganggu alur lintas pesawat di udara. Sedangkan jika dibangun terlalu rendah, dapat mengganggu jalur pelabuhan.

Djoko menjelaskan, dalam rapat tersebut akhirnya disepakati untuk memilih pembangunan jalan tol yang menyusuri pantai. Lokasi tersebut dipilih karena dinilai memakan biaya konstruksi yang rendah dan tidak merusak lingkungan. "Di sana memang terdapat hutan bakau. Untuk itu kami mengirim tim untuk meneliti kembali mengenai dampak lingkungan. Jangan sampai pembangunan tersebut merusak hutan bakau," ucapnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Ahmad Ghani Gazali mengatakan, studi kelayakan atau feasibility study dilakukan agar pembangunan jalan tol Sarangan-Tanjung Benoa tidak berdampak buruk bagi kepentingan lainnya. "Nanti kalau (studi kelayakan) sudah jadi, dilihat lagi bagaimana," tuturnya.

Ghani menambahkan, dengan adanya rencana perubahan rute Serangan-Tanjung Benoa yang awalnya bakal dibangun di sebelah timur menjadi ke sebelah barat Tanjung Benoa, harus terlebih dahulu dilakukan revisi terhadap RTRW. ”Sesudah itu baru bisa berjalan," katanya.

Ghani menjelaskan, perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) Serangan-Tanjung Benoa belum selesai dibuat. "Itu masih terbuka dan juga belum ditenderkan."

Ghani juga mengatakan, ruas jalan tol Serangan-Tanjung Benoa tidak termasuk dalam 30 jalan tol yang bakal dibangun Kementerian Pekerjaan Umum.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Waskito Pandu, sebelumnya ruas jalan tol Serangan – Tanjung Benoa pernah ditenderkan pada tahun 2008. Namun, tidak ada peminatnya. "Tingkat kelayakan proyek jalan tersebut relatif rendah," urainya.

Selain itu, kata Pandu, ada persyaratan yang diberikan oleh pihak terkait agar tidak mengganggu penerbangan dan pelabuhan di sana. "Kementerian Perhubungan membuat syarat agar jembatan dibuat setinggi 45 meter di atas permukaan laut. Sedangkan bandar udara tidak mengizinkan jembatan dibangun di atas ketinggian 45 meter," ujarnya.

Untuk itu, dicarilah alternatif lain. Sebab, menurut Pandu, jalan tol itu diperlukan untuk mengatasi kemacetan jalan yang menuju Bandara Ngurah Rai. Selain itu memang diperlukan alternatif baru untuk menuju ke bandara.

Pandu mengatakan, pemerintah lebih mengacu kepada pilihan keempat karena memang memiliki konstruksi bakal lebih mudah. Selain itu, penanganan di sana pun lebih sederhana. "Tapi masih diperlukan studi amdal (analisis mengenai dampak lingkungan)," jelasnya.

Mengenai skema pengusahaan terhadap jalan tol ini, ujar Pandu, bagi konsorsium yang mengajukan proposal ke pemerintah bakal mendapatkan bonus serta memiliki hak untuk mengikuti tender (right to match), dan juga hak untuk kekayaan intelektual. "Apabila disetujui bakal ditenderkan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha," katanya. SUTJI DECILYA.


Berita terkait

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

15 jam lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

1 hari lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Proses Perbaikan, Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup

2 hari lalu

Proses Perbaikan, Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup

Jasa Marga menutup sementara off ramp atau jalan keluar di Jalan Tol Grogol KM 13+800 menuju Grogol atau Jalan S. Parman.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Simak Lokasi dan Jadwalnya

4 hari lalu

Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Simak Lokasi dan Jadwalnya

Jasa Marga melakukan pemeliharaan perkerasan di ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang. Pekerjaan jalan ini dijadwalkan berlangsung hingga Rabu, 8 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kamis, Ini Titik Lokasinya

5 hari lalu

Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga Kamis, Ini Titik Lokasinya

PT Jasamarga Transjawa Tol melakukan pemeliharaan jalan tol di KM 24+185 sampai KM 24+806 arah Cikampek lajur 1.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

8 hari lalu

Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menerima agenda Company Visit dari para Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, ke Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) untuk belajar sekaligus mengenal proses bisnis dan digitalisasi layanan operasional Jasa Marga

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

9 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Disuntik PMN Rp 18,6 Triliun, PT Hutama Karya Lanjutkan Proyek Tol Trans Sumatera

10 hari lalu

Disuntik PMN Rp 18,6 Triliun, PT Hutama Karya Lanjutkan Proyek Tol Trans Sumatera

PT Hutama Karya (Persero) kembali mendapatkan dana segar melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

11 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.

Baca Selengkapnya