Berburu Bensin Murah ala Negeri Jiran  

Reporter

Editor

Selasa, 4 Januari 2011 05:41 WIB

TEMPO/Novi Kartika
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur -Hidup dengan pendapatan per kapita per tahun US$ 52.800 tidak otomatis membuat warga Singapura rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk membeli bahan bakar minyak.

Harga bensin dengan kandungan oktan (RON) 92 di negara kota itu yang tergolong mahal, Sin$ 1,9 (Rp 13.158) per liter, memaksa sebagian warganya berburu bensin murah ke Johor Baru, Malaysia.

Adiyatmika, 35 tahun, warga Indonesia yang lama tinggal di Singapura, mengatakan banyak warga Singapura, terutama yang tinggal di perbatasan, membeli minyak di Johor Baru.

Karena disubsidi, harga bensin di Malaysia memang relatif murah, hanya 1,9 ringgit (Rp 5.500) per liter. "Sudah jauh lebih murah, jarak tempuhnya dari perbatasan hanya sekitar setengah jam," kata dia ketika dihubungi Tempo kemarin.

Belakangan, memang banyak pembatasan yang dilakukan pemerintah kedua negara untuk mencegah pembelian "lintas batas" ini. Singapura mewajibkan mobil yang keluar negara mengisi tangkinya tiga perempat penuh.

"Setiap mobil yang melintasi batas diperiksa meterannya," kata karyawan perusahaan riset itu. Kalau dihitung secara kasar, dengan kapasitas tangki 60 liter, paling banyak pemilik mobil hanya bisa mengisi bensin di Johor Baru sekitar 15 liter.

Sedangkan pihak Malaysia membatasi pembelian dengan melarang pompa bensin menjual bahan bakar RON 95 kepada mobil-mobil yang tidak terdaftar di Malaysia. Mobil-mobil berpelat asing hanya diizinkan membeli bensin RON 97.

Adi mengimbuhkan, meski harga bahan bakar di Singapura sangat tinggi, fluktuasi harga minyak dunia tidak membuat warganya resah. Pasalnya, dari 5 juta penduduk Singapura, hanya ada 600 ribu unit mobil. Selebihnya memanfaatkan angkutan umum yang bagus dengan harga terjangkau.

"Ongkos bus untuk rute paling jauh hanya Sin$ 1,5 (Rp 10.300)," ujarnya.

Mungkin, karena tidak rela subsidinya dimanfaatkan oleh warga negara lain, pelan-pelan Malaysia menaikkan harga jual bahan bakarnya.

Pada 4 Desember 2010, Malaysia menaikkan harga bahan bakar RON 95, solar, dan gas masing-masing 5 sen ringgit. Dengan begitu, harga RON 95 menjadi 1,9 ringgit, solar 1,8 ringgit, dan LPG 1,85 ringgit.

Tiga hari sebelumnya, Malaysia juga menaikkan harga bahan bakar jenis RON 97 sebanyak 15 sen per liter menjadi 2,3 ringgit per liter.

Saat kenaikan harga, 16 Juli 2010, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan bahwa keputusan menaikkan harga bensin, gula, dan gas diambil untuk mengurangi beban subsidi negara.

Dengan menaikkan harga beberapa komoditas tersebut, Najib mengklaim bisa menekan belanja negara hingga 750 juta ringgit (Rp 2,17 triliun ) untuk tahun 2010 saja.

Alasan lainnya, kata pria keturunan raja Gowa itu, adalah untuk mengurangi salah sasaran subsidi. "Subsidi juga dinikmati orang yang tidak layak, yakni orang asing dan orang berpenghasilan tinggi" kata Najib.

EFRI RITONGA (JAKARTA) | MASRUR (KUALA LUMPUR)

Berita terkait

Blusukan ke Muara Angke, Muhaimin Terima Keluhan Nelayan: Banjir Rob hingga Kelangkaan Solar

6 Maret 2023

Blusukan ke Muara Angke, Muhaimin Terima Keluhan Nelayan: Banjir Rob hingga Kelangkaan Solar

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendapat keluhan soal banjir rob dari sejumlah nelayan di Pelabuhan Musra Angke, J

Baca Selengkapnya

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

6 Desember 2022

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM

Baca Selengkapnya

Jokowi Bakal Umumkan Kenaikan Harga Pertalite, Pertamina: Kami Tunggu Arahan

20 Agustus 2022

Jokowi Bakal Umumkan Kenaikan Harga Pertalite, Pertamina: Kami Tunggu Arahan

Ramainya kabar soal rencana kenaikan harga Pertalite dari saat ini Rp 7.650 per liter membuat PT Pertamina (Persero) akhirnya angkat bicara.

Baca Selengkapnya

Pasokan BBM Sri Lanka Tersisa Hanya untuk Lima Hari Lagi

16 Juni 2022

Pasokan BBM Sri Lanka Tersisa Hanya untuk Lima Hari Lagi

Sri Lanka tidak dapat membayar US$725 juta pembayaran yang telah jatuh tempo kepada pemasok BBM

Baca Selengkapnya

BPH Migas Sebut Tak Ada Kelangkaan BBM di Belitung Timur

29 Mei 2022

BPH Migas Sebut Tak Ada Kelangkaan BBM di Belitung Timur

Menurut dia, situasi yang terjadi sebenarnya bukan kelangkaan BBM karena jumlah pasokan sesuai dengan kuota. Tapi BPH Migas akan menambah pasokan BBM

Baca Selengkapnya

Kelangkaan Solar, Kadin: Pasti Menganggu Industri baik Besar hingga Kecil

5 April 2022

Kelangkaan Solar, Kadin: Pasti Menganggu Industri baik Besar hingga Kecil

Kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dapat mengancam kelangsungan industri.

Baca Selengkapnya

DPR Panggil Bos Pertamina Soroti Kebakaran Kilang hingga Kelangkaan Solar

28 Maret 2022

DPR Panggil Bos Pertamina Soroti Kebakaran Kilang hingga Kelangkaan Solar

DPR menyoroti pelbagai masalah yang belakangan menimpa Pertamina, mulai kebakaran kilang hingga kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi.

Baca Selengkapnya

KSP Bantah Minyak Tanah Langka di Maluku

3 Februari 2022

KSP Bantah Minyak Tanah Langka di Maluku

Pertamina disebut telah bertemudengan pimpinan dan anggota Komisi II DPRD Maluku soal isu kelangkaan minyak tanah

Baca Selengkapnya

Pertamina Sebut Berita Bohong Kelangkaan BBM Bikin Warga Sorong Antre di SPBU

8 November 2021

Pertamina Sebut Berita Bohong Kelangkaan BBM Bikin Warga Sorong Antre di SPBU

Permintaan meminta masyarakat Sorong dan sekitarnya tidak mempercayai informasi terkait terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Baca Selengkapnya

Solar Bersubsidi Langka, Kendaraan Pengangkut Tambang dan Sawit jadi Sorotan

20 Oktober 2021

Solar Bersubsidi Langka, Kendaraan Pengangkut Tambang dan Sawit jadi Sorotan

BPH Migas memantau penyaluran solar bersubsidi yang saat ini tengah mengalami kelangkaan di sejumlah daerah. Apa sebenarnya pemicu kelangkaan itu?.

Baca Selengkapnya