TEMPO Interaktif, Jakarta - Prospek ekonomi Indonesia 2011 diperkirakan masih dibayangi oleh tingginya laju inflasi yang belum bisa ditekan ke level yang lebih rendah dari tahun 2010.
Komite Ekonomi Nasional (KEN) dalam paparan Prospek Ekonomi Indonesia 2011 di auditorium Bank Mega hari ini (20/12) menyebutkan sulit mengharapkan laju inflasi bisa lebih rendah dari inflasi tahun 2010.
KEN yang dipimpin pengusaha Chairul Tanjung ini memproyeksikan laju inflasi 2011 berada di kisaran 6 - 6,5 persen. Besaran laju inflasi itu banyak disumbang oleh harga pangan yang naik signifikan.
Proses pemulihan ekonomi dunia diperkirakan akan meningkatkan permintaan komoditas pangan di pasar global. Akibatnya, harga beras dunia maupun bahan makanan pokok domestik lainnnya akan naik.
Adapun dari sisi harga bahan bakar minyak, KEN memperkirakan tidak banyak memberi tekanan yang cukup signifikan pada laju inflasi 2011. Tekanan inflasi dari sisi harga BBM, menurut KEN masih akan relatif rendah.
Berdasar proyeksi yang dilansir Badan Energi Amerika Serikat, harga minyak dunia pada 2011 akan bergerak di rentang US$ 80 hingga 87 per barel. Atas dasar tersebut, KEN menyarankan harga BBM bersubsidi tidak perlu dinaikkan secara signifikan.
Berita terkait
Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur
57 hari lalu
Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.
Baca SelengkapnyaMengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya
17 Oktober 2023
Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.
Baca SelengkapnyaInflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan
31 Agustus 2023
Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan
1 Agustus 2023
Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.
Baca SelengkapnyaInflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar
1 Agustus 2023
BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.
Baca SelengkapnyaEkonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati
31 Juli 2023
Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.
Baca SelengkapnyaASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus
30 Juli 2023
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022
3 Juli 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.
Baca SelengkapnyaIMF Minta RI Pertimbangkan Larangan Ekspor Nikel, Bahlil Ungkap Standar Ganda
30 Juni 2023
Bahlil Lahadalia, menanggapi rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor mineral mentah, termasuk nikel, secara bertahap.
Baca Selengkapnya