Danareksa Anggap Pelanggaran Seperti Krakatau Hal Biasa

Reporter

Editor

Selasa, 14 Desember 2010 12:11 WIB

PT Krakatau Steel. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta -Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Hersondrie Herman menyatakan kesalahan adiministrasi dalam penjualan saham PT Krakatau Steel, biasa terjadi. "(Kesalahan) itu biasa terjadi, tak hanya Krakatau Steel atau badan usaha milik negara saja," katanya di Jakarta.

Ia menjelaskan masalah pengisian formulir ganda, ataupun pengisi formulir yang tidak mencentang boks 'terafiliasi', merupakan kesalahan dari masing-masing pihak. "Kalau dari satu sisi, investornya tidak mengisi formulir dengan benar. Di lain sisi, itu tidak ditangkap oleh biro administrasi efek," kata dia.

Kesalahan administrasi seperti ini terjadi, antara lain disebabkan banyaknya jumlah formulir pemesanan saham. "Dari 16 ribu formulir, tentu saja ada yang salah," kata Marciano.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menemukan pelanggaran dalam menjatahan saham PT Krakatau Steel Tbk. "Setelah dicek, akuntan publik menemukan pelanggaran," kata Ketua Bapepam-LK Fuad Rachmany di kantornya, kemarin.

Bapepam-LK hanya memeriksa pelanggaran terkait aturan pasar modal IX. A. 7. Aturan itu menyebtukan melarang pembelian ganda dan penjatahan kepada pihak penjamin emisi, agen penjual serta pihak yang terafiliasi.

Menurutnya, jumlah penjatahan yang menyalahi aturan itu sangat kecil, yakni hanya 1,035 persen dari total transaksi. Dengan hasil IPO sebesar Rp 2,6 triliun, nilai saham yang dijual secara melanggar aturan hanya sekitar Rp 26 miliar. Auditor menemukan dua macam pelanggaran. Yakni, adanya lima pembeli berasal dari perusahaan efek terafiliasi. Total jumlah saham yang terkena dampak sebanyak 980 ribu saham atau 0,03 persen.

Sebanyak 68 pihak terbukti melakukan pemesanan ganda dengan jumlah saham 31,7 juta atau 1,005 persen. Sebagian besar merupakan pembeli perseorangan, meski ada pula institusi yang turut melakukan pemesanan ganda.

Pemeriksaan terhadap pelanggaran ini sudah dimulai sejak pekan lalu dengan memanggil pihak penjamin emisi dan akuntan publik. Adapun sanksi masih belum ditentukan. Secara total ada 16.593 pihak melakukan pemesanan 4,87 miliar lembar saham. 16.549 pihak berhasil mendapatkan 3,155 miliar lembar saham. 34,92 pembeli adalah pihak asing dan sisanya lokal 65,08 persen. Pembeli perseorangan menguasai 26,7 persen dan institusi 73,3 persen.

ASWIDITIYO NEDWIKA

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

17 September 2022

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.

Baca Selengkapnya

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

29 Maret 2022

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

27 November 2021

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

30 Agustus 2021

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.

Baca Selengkapnya

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

26 Juni 2021

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.

Baca Selengkapnya

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

1 April 2021

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.

Baca Selengkapnya

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

1 April 2021

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.

Baca Selengkapnya

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

27 Agustus 2020

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.

Baca Selengkapnya