Pedagang Beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. Tempo/Arnold Simanjuntak
TEMPO Interaktif, Bogor-Perusahaan Umum Bulog mengimpor beras tambahan karena produksi beras nasional tak mencapai target. Tahun ini hasil panen beras hanya separuh dari target sebanyak 10,8 juta ton. Impor dilakukan untuk menjaga cadangan beras nasional. "Cadangan beras yang ditetapkan, Bulog harus menyediakan 1,5 juta ton hingga akhir tahun," kata Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso pada acara Media Gathering, di Cisarua, Bogor, Sabtu (4/12).
Sebelumnya, pemerintah telah menandatangani kesepakatan impor 550 ribu ton dengan Vietnam dan 50 ribu ton beras dengan Thailand. Namun jumlah itu dinilai tak mencukupi sehingga dilakukan impor beras tambahan sebanyak 230 ton dari Thailand.
Selain target produksi tak tercapai, impor dilakukan karena harga beras di Tanah Air sudah tidak terkendali. Untuk menjaga harga tetap stabil, Bulog harus menggelontorkan berasnya dalam jumlah besar ke pasar. "Hingga saat ini, cadangan beras pemerintah tinggal sekitar 490 ribu ton dan beras impor yang datang dari Vietnam sekitar 300 ribu ton," katanya. Jumlah ini masih jauh dari cadangan ideal sebanyak 1,5 juta ton.
ROSALINA
Berita terkait
Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024
2 menit lalu
Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024
Penyerang Irak U-23 Ali Jasim mendoakan Timnas Indonesia menyusul negaranya, Jepang, dan Uzbekistan, berlaga di Olimpiade Paris 2024.
menterian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.