TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia mengirimkan sebuah tim ke Timur Tengah untuk mempersiapkan evakuasi warga Indonesia yang bekerja di sana berkaitan dengan rencana Serangan Amerika Serikat ke Irak. Tim yang diberangkatkan Kamis (13/1) besok, akan menghabiskan waktu selama dua minggu untuk mempersiapkan keberangkatan tenaga kerja Indonesia dari Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Pemerintah telah menyiapkan beberapa pesawat untuk mengevakuasi para TKI ke sebuah tempat penampungan yang aman di wilayah Timur Tengah, atau langsung ke Indonesia jika perang Irak pecah, kata Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi I Gusti Made Arka, di Jakarta, Selasa (11/2). Tambah dia, berdasarkan data pihaknya sekitar 60 ribu warga Indonesia bekerja di ketiga negara itu. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Yusuf Kalla memastikan pemerintah telah mengevakuasi sekitar 120 warga negara Indonesia yang berada di Irak. Evakuasi telah kami lakukan minggu lalu, sedangkan lainnya akan ditempatkan di penampungan tertentu untuk selanjutnya dievakuasi sewaktu-waktu, kata dia. Menurut dia, jumlah warga Indonesia, termasuk TKI di Irak hanya 200-300 orang. Tapi, kata Gede Arta prose evakuasi itu baru dilakukan terhadap para mahasiswa yang belajar di sana. Sedangkan terhadap TKI, belum dilakukan. Jumlahnya pun hanya 97 orang, kata dia. Rencananya, ia bersama Ketua Tim Evakuasi Widodo AS, dan Duta Besar Indonesia untuk Irak, akan berangkat ke Irak pekan depan. Mereka akan memetakan tempat-tempat yang rawan, terutama di daerah perbatasan. Sekaligus menentukan tempat-tempat yang akan dijadikan penampungan sebelum dilakukan evakuasi. afp/retno/kurniawan
Berita terkait
301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan
8 menit lalu
301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan
Kondisi Gunung Ruang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Selatan masih dalam status awas atau level IV hingga Sabtu, 4 Mei 2024. Pemerintah mengatakan ada 301 keluarga yang akan direlokasi akibat semburan abu vulkanik itu.