TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertanian, Bungaran Saragih, optimistis banjir yang terjadi tidak berpengaruh banyak terhadap hasil pertanian terutama padi. Bungaran, seusai bertemu Presiden Megawati Soekarnoputri, Jakarta, Kamis (7/2), mengatakan, “Dampaknya terhadap produksi tidak terlalu mengkhawatirkan kita.” Ia mengatakan pada musim tanam 2001-2002, 120 ribu hektare - dari keseluruhan 11 juta hektare sawah yang ada – terendam air. Dari luas yang terkena banjir, kata Bungaran, “Hanya 10 ribu hektar yang akhirnya dinyatakan puso.” Meski begitu, Bungaran menyatakan masih ada kemungkinan keadaan memburuk karena musim tanam kali ini masih berlangsung. Di Indonesia, katanya, setiap tahun sekitar 0,02 persen lahan sawah pasti terkena banjir. “Kelihatannya banjir sudah merupakan hal yang rutin di Indonesia,” ujarnya serius. Ia mencontohkan, pada musim tanam 2000-2001 lalu, dari 11 juta hektar lahan yang ada, sekitar 220 ribu hektar dilanda banjir, dan 20 ribu hektar di antaranya dinyatakan puso. Secara ekonomi keseluruhan, jumlah ini tidak berpengaruh. Tapi Bungaran mengingatkan bagi para petani yang menjadi korban, ini memiliki dampak luar biasa. Karena itu, sejak tahun lalu Departemen Pertanian telah menyediakan anggaran khusus untuk petani yang terkena banjir. “Dulu tidak pernah ada budget untuk itu,” aku Bungaran. (Dara Meutia Uning-Tempo News Room)