TEMPO Interaktif, Jakarta --Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi) memastikan stok daging sapi aman menghadapi masa puasa hingga Lebaran tahun ini. Harga daging sapi pun tidak akan bergejolak karena harga di pasar internasional pada 5-6 bulan terakhir relatif stabil.
“Arus barang masih normal, setiap minggu datang terus,” kata Ketua Aspidi Thomas Sembiring kepada Tempo hari ini.
Stok daging sapi sebanyak 4.000 ton. Jumlah ini dinilai mencukupi kebutuhan konsumen di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Selain juga kebutuhan pada daging sapi juga dipasok dari sapi lokal dan sapi impor yang digemukkan.
Menurut Thomas, Aspidi saat ini menjual daging sapi berkisar Rp 45 ribu sampai Rp 47 ribu per kilogram. Hanya saja di tingkat ritel Aspidi tidak mampu mengontrol. Seperti di supermarket-supermarket, harga sapi dijual berkisar Rp 60 ribu per kilogram. “Ritel biasanya menaikkan 25 persen dari harga jual importir,” jelasnya.
Untuk menghindari terjadinya lonjakan harga di pasar, kata Thomas, pemerintah telah melakukan pemantauan harga setiap dua minggu sekali. “Menurut kami pemerintah sudah cukup memperhatikan lah,” kata Thomas.
Selain pemantauan harga, kata Thomas, biasanya Aspidi dan Pemerintah DKI Jakarta melakukan pasar murah di kelurahan-kelurahan untuk masyarakat yang kurang mampu. “Tahun lalu, pemerintah DKI mensubsidi Rp 5.000 per kilogram dari harga jual daging,” ujarnya.
MARIA
“Arus barang masih normal, setiap minggu datang terus,” kata Ketua Aspidi Thomas Sembiring kepada Tempo hari ini.
Stok daging sapi sebanyak 4.000 ton. Jumlah ini dinilai mencukupi kebutuhan konsumen di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Selain juga kebutuhan pada daging sapi juga dipasok dari sapi lokal dan sapi impor yang digemukkan.
Menurut Thomas, Aspidi saat ini menjual daging sapi berkisar Rp 45 ribu sampai Rp 47 ribu per kilogram. Hanya saja di tingkat ritel Aspidi tidak mampu mengontrol. Seperti di supermarket-supermarket, harga sapi dijual berkisar Rp 60 ribu per kilogram. “Ritel biasanya menaikkan 25 persen dari harga jual importir,” jelasnya.
Untuk menghindari terjadinya lonjakan harga di pasar, kata Thomas, pemerintah telah melakukan pemantauan harga setiap dua minggu sekali. “Menurut kami pemerintah sudah cukup memperhatikan lah,” kata Thomas.
Selain pemantauan harga, kata Thomas, biasanya Aspidi dan Pemerintah DKI Jakarta melakukan pasar murah di kelurahan-kelurahan untuk masyarakat yang kurang mampu. “Tahun lalu, pemerintah DKI mensubsidi Rp 5.000 per kilogram dari harga jual daging,” ujarnya.
MARIA
