TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Gudang Garam Tbk akan memproduksi rokok rendah nikotin dan tar. Direktur Gudang Garam, Heru Budiman, di gedung BEJ, Rabu (6/2), mengatakan rencana ini semula dijadwalkan mulai 1997 tapi mundur akibat krisis ekonomi. Ia mengatakan saat ini pasar rokok rendah tar dan nikotin sebesar 10 persen dari sekitar 20 miliar batang rokok pertahun. “Kami berharap dapat masuk ke sektor pasar yang sedang berkembang saat ini,” ujar Heru. Untuk memuluskan rencana membuat rokok rendah nikotin dan tar, Gudang Garam mengakuisisi aset PT Karyadibya Mahardika yang memiliki pabrik siap operasi. Dengan akuisisi ini, Gudang Garam menghindarkan diri dari risiko perubahan nilai tukar mata uang. Aset Karyadibya Mahardika yang akan diambil berupa pabrik baru rokok kretek, yang mencakup tanah bangunan dan mesin seharga Rp 784,14 miliar atau sekitar US$75 juta. Lokasi PT Karyadibya Mahardika terletak 35 km dari kota Surabaya, tepatnya di Pasuruan. Saat ini perusahaan tersebut status kepemilikannya dipegang oleh Susilo Wonowidjoyo, Wakil Presiden Direktur Gudang Garam Tbk. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pabrik baru yang pembangunannya hampir selesai ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 13 miliar batang pertahun. Sedangkan untuk kuartal pertama masa produksi, perseroan mempunyai target 1 miliar batang rokok. Produksi ini menggunakan mesin baru yang di beli oleh perseroan, bukan mesin lama, karena ukuran rokok lebih kecil daripada ukuran rokok lain yang diproduksi Gudang Garam. ”Mesin itu sendiri tidak bisa di setel untuk menyesuaikan ukuran,” jelas dia. Gudang Garam, katanya, bisa saja menambah alat pada mesin agar bisa membuat rokok dengan ukuran lebih kecil. Tapi, kata Heru, harga alat itu sama dengan membeli mesin tersebut. (Andi Dewanto-Tempo News Room)