Sinar Mas: Greenpeace Bagian dari Kompetisi Global

Reporter

Editor

Selasa, 6 Juli 2010 17:50 WIB

Sisa kebakaran yang menghanguskan bangunan utama dan mushola Kamp Pelindung Iklim Greenpeace di Semenanjung Kampar. Dok. Greenpeace/Rian Anggoro

TEMPO Interaktif, Jakarta -Managing Director Sinar Mas, Gandhi Sulistiyanto mengatakan, tudingan Greenpeace yang menyatakan Sinar Mas melakukan deforestasi merupakan kompetisi global yang bertujuan untuk menghancurkan perekonomian Indonesia.

Gandhi membenarkan kalau tudingan Greenpeace itu kemudian membuat beberapa customer Sinar Mas berhenti membeli produknya. Dia mengatakan, Sinar Mas hanyalah sasaran perantara oleh Greenpeace. Sedangkan sasaran utamanya adalah pemerintah Indonesia.

"Greenpeace itu bagian daripada global competition. Kami menduga bahwa Sinar Mas ini sasaran perantara. Sasaran utamanya ya pemerintah Indonesia sendiri. Untuk mengganggu perekonomian Indonesia karena komoditas kelapa sawit dan komoditas kertas yang dihasilkan Sinar Mas itu potensi untuk menjadi andalan ekspor di dunia," ujar Gandhi saat dihubungi Tempo, hari ini.

Kecurigaan ini, lanjut Gandhi, disebabkan lantaran Greenpeace hanya menuding Sinar Mas sebagai pengerusak lingkungan. Jika memang Greenpeace peduli terhadap lingkungan seharusnya, menurutnya, Greenpeace berbicara tentang isu-isu pengerusakan lingkungan secara umum. "Kenapa hanya Sinar Mas. Greenpeace adalah NGO kalau dia memang concern kepada lingkungan bicaralah tentang lingkungan secara umum. Jangan hanya menyerang Sinar Mas."

Gandhi pun membantah tudingan Greenpeace yang menyatakan Sinar Mas melakukan pengerusakan lingkungan dan juga land clearing. Dia menjelaskan, Sinar Mas memang menebang hutan untuk mengambil hasilnya menjadi bahan baku seperti misalnya kayu untuk Asia Pulp and Paper. Namun menurut Gandhi, Sinar Mas pun juga menjaga kelestarian lingkungan dengan cara menanam pohon.

"Kami menanam pohon itu setiap hari 1,5 juta pohon. Jadi tidak mungkin kami menghancurkan hutan karena hutan merupakan bagian dari bahan baku yang dibuat untuk proses produksi dari Sinar Mas. Jadi kami membantah apa yang dikatakan Greenpeace," tutur dia.

Untuk membuktikan apakah Sinar Mas melakukan pengerusakan lingkungan, Gandhi menjelaskan, tim konsultan independen tengan melakukan penelitian terkait kinerja yang dilakuka Sinar Mas untuk menghasilkan produk-produknya. Independen consultan itu, ungkapnya, ditunjuk langsung oleh pelanggan Sinar Mas. "Nanti akan terlihat kebenarannya. Kalau nanti hasilnya tidak sesuai jangan dipercaya itu Greenpeace. Hasilnya akan segera diumumkan. Masih di bulan Juli ini juga."

Saat dikonfirmasi mengenai Carrefour yang menyatakan akan berhenti membeli produk dari Sinar Mas, Gandhi menyatakan dia memang telah menerima surat dari Carrefour perihal keinginan tersebut. Namun dia juga menyatakan Carrefour berada di bawah tekanan sehingga akhirnya memutuskan berhenti membeli produk dari Sinar Mas.

"Dalam suratnya, dia Carrefour) berada dalam tekanan NGO sehingga dia sementara tidak akan memesan dari kami tapi minta pembuktian-pembuktian. Seperti yang dilakukan customer kami."


MUTIA RESTY

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

1 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

17 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

21 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

29 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

30 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

30 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

30 hari lalu

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

30 hari lalu

Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

32 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya