Krisis Eropa Naikkan Imbal Hasil

Reporter

Editor

Senin, 31 Mei 2010 16:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Krisis yang terjadi di beberapa negara Eropa berimbas pada kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara. Namun kenaikan itu masih dalam batas kewajaran. Krisis ekonomi yang berawal di Yunani itu meningkatkan persepsi risiko terhadap negara-negara berkembang. Inilah yang menyebabkan kenaikan imbal hasil tersebut.

"Naik sedikit, tapi masih dalam batas kuotasi yield di pasar," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (31/5). Pantauan Kementerian satu pekan lalu mencatat kenaikan rata-rata 0,25 persen.

Berbeda dengan pasar modal, instrumen surat utang negara lebih tahan terhadap krisis. Sebab investor asing yang memiliki obligasi negara menanamkan dananya dalam jangka panjang. Menurut portofolio, 76 persen obligasi negara memiliki jangka waktu lebih dari lima tahun.

Selain itu investor asing memahami bahwa obligasi pemerintah tak akan gagal bayar. "Jangka panjang Indonesia bagus, (peringkatnya) naik terus, terakhir dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development--Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi; red)," kata Rahmat.

Jumat pekan lalu lembaga pemeringkat internasional Fitch Inc menurunkan peringkat utang jangka panjang Spanyol menjadi AA plus dari AAA. Penurunan itu menyebabkan saham-saham di Eropa dan Amerika Serikat bereaksi negatif karena kekhawatiran merambatnya krisis ke Spanyol.

Rahmat menjelaskan krisis yang menimpa Eropa membawa keuntungan karena minat investor asing beralih ke Indonesia. Flight to quality ini terjadi di semua pasar negara berkembang. Untuk Indonesia, Rahmat melanjutkan, seharusnya sudah berada di tingkat investasi (investment grade).

Karena dibandingkan dengan negara lain, Indonesia memiliki prospek yang lebih baik. "Hanya masalah persepsi," ujar dia.

RIEKA RAHADIANA

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

16 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

9 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

29 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

40 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

49 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

51 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 24 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara Hari Ini

Pemerintah telah melelang Surat Utang Negara hari ini Rabu, 13 Maret 2024. Total nominal yang dimenangkan mencapai Rp 24 triliun.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

52 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya