Cipaganti Tetap Investasi Meski Argo Parahyangan Beroperasi
Minggu, 25 April 2010 15:32 WIB
Tommy mengatakan, rencana investasi perusahaan tak hanya untuk mengantisipasi penghentian oprasional Kereta Parahyangan. Tapi juga untuk mengembangkan bisnis dan memperkuat pangsa pasar. Dia optimistis, pengguna jasa transportasi Cipaganti tetap akan bertumbuh.
Sebab penumpang bisa menghemat waktu ketimbang menggunakan kereta api. Apalagi titik-titik outlet Cipaganti, katanya, semakin banyak dan jam keberangkatannya dari subuh hingga malam hari. "Penumpang tidak perlu berjalan jauh ke titik keberangkatan," ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga terus meremajakan dan menambah armada. Tahun ini perusahaan yang berpusat di Bandung itu berencana menambah hingga 100 unit armada dengan harga Rp 250 juta per unit. Perusahaan juga akan menambah minimal tiga outlet di Jakarta dan Bandung tiap bulan. Saat ini Cipaganti memliki 30 outlet di Bandung dan 14 di Jakarta.
"Satu outlet butuh investasi Rp 300-400 juta," kata Tommy. Sebelumnya Tommy mentargetkan kenaikan jumlah penumpang sebesar 20 persen pasca Kereta Parahyangan berhenti beroperasi. Saat ini Cipaganti mengangkut 200 ribu penumpang per bulan untuk rute Jakarta-Bandung.
PT Kereta Api memutuskan menghentikan layanan Kereta Parahyangan pada 27 April akibat sepinya penumpang. Pada 2009, Parahyangan merugi Rp 36 miliar. Namun belakangan PT Kereta Api berniat tetap mengoperasikan Parahyangan. Namun kereta itu akan dirangkaikan dengan Argo Gede sehingga namanya diubah menjadi Argo Parahyangan.
DESY PAKPAHAN