TEMPO Interaktif, Jakarta: Kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) baik berupa suku bunga, jumlah uang beredar atau kurs tidak memberikan pengaruh terhadap saham-saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sebab, pergerakan saham lebih banyak dipengaruhi oleh pasar. Demikian analisa Pengamat Pasar Modal Adler Manurung kepada wartawan di Gedung BEJ, Senin,(20/10/2003).

Adler menjelaskan, hasil penelitian mengenai kinerja saham perbankan dari tahun Desember 1998 sampai Juli 2003 dapat dilihat, saham perbankan mempunyai tingkat pengembalian yang bervariasi dari waktu ke waktu. Tingkat pengembalian tertinggi dihasilkan saham Bank Panin secara rata-rata sebesar 6,23 persen per bulan selama periode penelitian. Urutan kedua dihasilkan oleh saham BCA sebesar 4,34 persen dan berikutnya saham Bank CIC 4,28 persen.

Sedangkan tingkat pengembalian terendah dihasilkan oleh BII yang mengalami kerugian sebesar 2,25 persen, kedua terendah saham Bank Lippo dengan kerugian sebesar 2,03 persen. Untuk saham yang memiliki risiko tertinggi diberikan oleh saham Bank Interpac sebesar 39,82 persen dan urutan kedua saham Bank Panin sebesar 31,98 persen.

Meski begitu, ia berharap tingkat suku bunga SBI bisa memberikan pengaruh positif dengan tingkat pengembalian saham dan berbeda dengan tingkat saham industri yang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga SBI. Sejauh ini tidak satupun yang signifikan mendukung bahwa tingkat bunga SBI mempunyai pengaruh positif dengan tingkat pengembalian saham. "Dengan begitu kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham," kata Adler.

Fitri Oktarini - Tempo News Room