Kementerian BUMN Keluarkan Buku Putih Privatisasi Indosat

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 15:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengeluarkan buku putih tentang proses privatisasi Indosat. Buku ini dibagikan pada wartawan di Hotel Novotel, Bogor, oleh para pejabat kementerian ini, Minggu (2/2) . Selain menjelaskan proses penjualan saham pemerintah di PT Indosat secara kronologis, buku ini juga memberikan penjelasan sebagai jawaban atas munculnya berbagai isu miring seputar divestasi ini. Isu-isu yang coba dijawab antara yaitu mengenai adanya special purpose vehicle atau SPV oleh Singapore Telemedia Limited (STT) melalui Indonesia Communications Limited (ICL), dalam transaksi akuisisi Indosat. Menurut buku ini, penggunaan SPV dalam transaksi serupa bukan hal yang luar biasa. Tujuannya untuk memisahkan suatu uniot usaha dalam sebuah grup dalam hal pendanaan maupun perencanaan pajaknya. Selain itu, penggunaan ICL sebagai kendaraan investasi oleh perusahaan Singapura itu dikatakan telah diinformasikan pada penasehat keuangan dalam proses divbestasi ini sejak dalam tahap penawaran awal. Apalagi, katanya, langkah sejenis, yakni menggunakan SPV yang berkedudukan di Mauritius, juga akan dilakukan oleh para penawar lainnya. Kementerian BUMN juga membantah adanya dana yang hilang atau tidak tercatat yang digunakan sebagai komisi pada pihak tertentu atas hasil penjualan saham negara. Total hasil penjualan atas 41,94 persen saham itu 627,354 juta dolar AS. Tetapi yang disetor ke rekening pemerintah baru 583,414 juta dolar, setelah dikurangi biaya konsultan dan transaksi lainnya sebesar 18,94 juta dolar AS. Sedangkan selisih 25 juta dolar lagi masih berada di rekening penampungan berdasarkan perjanjian escrow. Uang itu baru akan disetor ke rekening pemerintah setelah selesainya pengesahan perubahan anggaran Indosat. Sedangkan mengenai bisnis Indosat, dikatakan oleh Sekretaris Kementerian BUMN Bacelius Ruru, merupakan sunset bisnis. Artinya sudah ketinggalan zaman karena perkembangan teknologi informasi yang cepat seperti munculnya teknologi internet yang bisa mentransfer suara seperti telepon (VoIP), dan perubahan regulasi. Sedangkan Indosat masih jualan pulsa. Teknologi sambungan langsung telepon internasional (SLI) sudah sekarat, katanya. Hal yang sama diucapkan oleh pengamat ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri yang juga hadir dalam acara itu. Kalau tidak dijual, pasti mati sendiri, ujarnya. Sebab, katanya, kita tidak mungkin bisa bersaing dengan para penyedia jasa komunikasi yang telah memiliki kemampuan teknis jauh lebih canggih. Oleh karena itu Indosat ke depan akan lebih bertumpu pada bisnis seluler yang dipandang masih potensial. Soal kemananan juga diberi penjelasan. Bahwa dengan dibelinya Indosat, tak akan berdampak pada hal itu karena satu-satunya satelit yang dimiliki Indosat melalui Satelindo hanyalah Palapa C-2. Sedangkan satelit ini tidak digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan maupun TNI dan POLRI. Tetapi satelit ini disewakan untuk kepentingan siaran televisi domestik dan regional. Ini benar-benar isu gombal, kata Faisal, yang menduga sengaja dikeluarkan pihak yang merasa rugi dan para politisi yang merasa tak kebagian rezeki. Kekhawatiran adanya potensi monopoli pasar telekomunikasi oleh pelaku asing juga dibantah. Dengan alasan bahwa bisnis ini merupakan industri yang sarat regulasi dan masih sangat terbukanya potensi pasar. Mereka percaya bahwa pemilikan 67 persen saham oleh Temasek di Sing Tel yang menguasai STT, sekaligus memiliki 35 persen saham di Telkomsel, tidak akan berakibat pada monopoli pasar seluler di Indonesia. Karena, bahkan di Singapura sendiri mereka dikelola oleh manajemen yang berbeda dan berkompetisi bebas di bisnis yang sama. Meskipun setuju pada privatisasi, ekonom INDEF Aviliani masih melihat beberapa kejanggalan dalam proses divestasi Indosat, termasuk rendahnya nilai penjualan. Ia juga mengkhawatirkan rendahnya komitmen pemilik Indosat yang baru untuk membangun infrastruktur telepon tetap di daerah miskin dan terpencil. Fungsi publik dan tanggungjawab negara masih tinggi di bisnis ini, katanya. Untuk kasus Indosat, Aviliani masih melihat adanya alternatif selain menjualnya. Misalnya dengan sistem manajemen kontrak. Hadir dalam acara itu antara lain Sekretaris Kementrian BUMN Bacelius Ruru dan para asisten deputi menteri, , konsultan dari PricewaterhouseCoopers, dan tim dari Asian Development Bank. Y. Tomi Aryanto Tempo News Room

Berita terkait

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

1 menit lalu

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

1 menit lalu

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

Dari sepuluh bandara terbersih di dunia, hanya satu bandara di Eropra yang masuk dalam daftar tersebut

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

1 menit lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

1 menit lalu

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan pemeliharaan perkerasan jalan di ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Non S sejak hari ini

Baca Selengkapnya

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

5 menit lalu

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

MK kembali menggelar sidang sengketa Pemohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum hasil Pemilihan Legislatif 2024, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

30 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

55 menit lalu

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

Cara UPN Jatim tangkal joki UTBK.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

1 jam lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

1 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

1 jam lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya