Pemerintah akan Minta Pembatasan Ekspor Cina

Reporter

Editor

Rabu, 10 Februari 2010 17:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah akan meminta pembatasan kuota ekspor sejumlah produk dari Cina. Menurut Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, pembatasan kuota itu dimungkinkan bila dilakukan melalui mekanisme voluntary export restraint. "Kita bersama-sama negara ASEAN lainnya bisa minta itu untuk produk tertentu dari Cina," kata Edy dalam Seminar "Peran Hukum Indonesia dalam Menetralisir Dampak Negatif FTA ASEAN-Cina di Hotel Sari Pan Pasific, Rabu (10/2).

Besar pengurangan, kata Edy, bisa mencapai 10-15 persen dari kuota ekspor Cina. Menurutnya, permintaan pengurangan ekspor perlu dilakukan terutama untuk melindungi industri dalam negeri yang dikhawatirkan goyah akibat implementasi perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA). Misalnya, tekstil, produk tekstil, barang elektronik, dan alas kaki.

Pada pengajuan permintaan pembatasan kuota ekspor, Indonesia tidak perlu menawarkan produk ekspornya untuk dibatasi sebagai imbal baliknya. "Sebab, sifatnya kan sukarela dari Cina," kata dia. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pun tak melarang hal ini. "Karena prinsipnya dilakukan sukarela negara pengirim," kata Edy.

Kata Edy, Kamar Dagang dan Industri Malaysia sudah meminta pembatasan ekspor sejumlah produk Cina. "Maka, negara
ASEAN lainnya juga diharapkan melakukan hal yang sama," ujarnya. Menurutnya, pembatasan kuota ekspor merupakan salah satu strategi non tarif untuk mengurangi dampak negatif ACFTA. Disamping itu, pemerintah akan terus melanjutkan upaya renegosiasi. Sementara ini, kata Edy, timnya sedang melakukan pembahasan mengenai kemungkinan pengajukan voluntary export restraint tersebut.

Sebagaimana diketahui, mulai awal Januari 2010, bea masuk untuk sejumlah produk yang termasuk dalam kategori normal track ACFTA, tarifnya diturunkan menjadi nol. Sejumlah pengusaha mengkhawatirkan produknya tidak bisa bersaing dengan produk Cina yang harganya murah.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

10 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

13 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

59 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya