Obligasi Daerah Belum Siap Diterbitkan Saat Ini

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 11:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Obligasi daerah dianggap belum siap untuk diterbitkan dalam waktu dekat ini. Alasannya, masih banyak masalah yang mengganjal, seperti peraturannya dan kesiapan dari masing-masing daerah. "Saya rasa belum siap," kata Presiden Direktur PT Danareksa Zas Ureawan kepada wartawan, di sela-sela sosialisasi penerbitan obligasi daerah, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jum'at (31/1). Danareksa sebagai perusahaan manajemen investasi yang sudah berpengalaman dalam menangani penerbitan obligasi, kata Zas, harus mencermati lebih dulu berbagai aspek-aspek dalam peraturan penerbitannya, yang belum terpenuhi. Karena obligasi itu harus didaftarkan dan dicatatkan, kata dia, maka harus diperhatikan pula kesiapan tiap daerah. "Syarat listing (pencatatan) adalah harus ada rating-nya," kata Zas. Dia mempertanyakan, apakah lembaga rating yang ada di Indonesia sudah siap dengan mekanisme pemeringkatan tiap daerahnya. "Karena daerah dengan perusahaan beda. Potensi daerah beda dengan potensi perusahaan," ujar dia. Seperti diketahui, saat ini obligasi daerah menjadi sebuah wacana untuk diterapkan. Surat utang yang diterbitkan pemerintah daerah tingkat propinsi dan kota ini bertujuan sebagai sumber pendanaan alternatif daerah, seiring otonomi daerah. Mengenai kesiapan pasar menyerap obligasi daerah, menurut Zas, tidak jadi masalah. "Pasar cuma menunggu aturannya," katanya. Yang dimaksud adalah strukturnya, tingkat suku bunga yang diberlakukan, serta pemeringkatan tiap obligasi daerah itu. "Sudah banyak orang yang bertanya, kapan obligasi daerah itu diberlakukan," kata dia. Menurut dia, salah satu masalah mendasar lainnya adalah perlunya jaminan untuk memberikan rasa aman bagi para investor yang berdagang obligasi. "Belum tentu pemerintah pusat bisa menjamin obligasi daerah karena masing-masing terpisah," katanya. Karena itu, dia menunggu langkah lebih lanjut dari Badan Pengawas Pasar Modal, sebagai regulator di pasar modal, dalam membuat pretauran-pertauran mengenai obligasi daerah. Lebih lanjut, katanya, perlu dibentuk tim kecil yang dikoordinasikan Menteri Keuangan dalam membahas hal ini. "Kalau sudah diterbitkan dengan peraturan yang jelas, pasti bisa diserap pasar," tegas dia. Zas menilai, ada beberapa daerah yang berpeluang besar dapat diminati obligasi daerahnya. Seperti, Jawa timur dan Riau. Obligasi daerah, menurut dia, tergantung dari peruntukannya dan kemampuan daerah untuk membayar. Jika suatu daerah memiliki pajak pendapatan dan retribusi yang bagus, maka berpeluang menerbitkan obligasi umum. Obligasi ini bisa dipakai untuk pendanaan infrastuktur. Sedangkan jika pajak dan retribusinya kurang baik tapi memiliki potensi membuat proyek infrastruktur, lanjut Zas, dapat mengeluarkan revenue bond. "Contohnya pembangunan bandara. Dari hasilnya bisa disisihkan untuk membayar obligasi ini," kata Zas.(Yura Syahrul - Tempo News Room)

Berita terkait

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

42 detik lalu

7 Rekomendasi Game Google Play 2024 yang Seru untuk Dimainkan

Berikut ini beberapa rekomendasi game Google yang bisa Anda install dan mainkan. Ada banyak game seru dan menantang.

Baca Selengkapnya

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

6 menit lalu

Tips Bantu Mengatasi Ruang Penyimpanan Google yang Penuh

Langkah selanjutnya adalah menghapus data yang tidak lagi diperlukan atau relevan dengan mengakses https://drive.google.com/#quota.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

9 menit lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

13 menit lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

13 menit lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

15 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

18 menit lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

19 menit lalu

Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

Penalaran Kuantitatif dan Penalaran Matematika UTBK menjadi tes paling sulit karena waktu pengerjaannya terbatas hanya 30 menit.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

25 menit lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

29 menit lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya