TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Itali memberikan bantuan senilai 10 miliar Lira (6,049 juta dollar) untuk mengembangkan industri sepatu kulit di Indonesia. Dana pinjaman lunak itu akan digunakan untuk pembangunan Indonesia Footwear Service Center di Sidoarjo, Jawa Timur. Kerjasama itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Dirjen Industri dan Perdagangan Kecil Menengah, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Agus Tjahajana dan Duta Besar Itali untuk Indonesia, Francesco Greco, di Jakarta, Kamis (30/1). Pinjaman dengan bunga 0,5 persen per tahun itu, berjangka waktu 36 tahun, dengan grace periode 24 tahun. Rencananya, dana pinjaman tersebut antara lain akan digunakan untuk pengadaan mesin dan peralatan, serta peralatan tes untuk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kulit, Karet, dan Plastik Deperindag yang ada di Yogyakarta. Untuk pendirian Indonesia Footwear Service Center itu, kontribusi Indonesia sebesar 10,35 miliar rupiah. Dengan perincian, pemerintah pusat menyediakan biaya operasional selama tiga tahun pertama. Pemerintah Propinsi Jawa Timur menganggarkan 3 miliar rupiah dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo 2,6 miliar rupiah, untuk membangun gedung, asrama, dan fasilitasnya. Sementara itu, pengusaha Industri Kecil dan Menengah bersedia menyiapkan lahan seluas 5 ribu meter persegi, dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyediakan perlengkapan furniture-nya. Dalam sambutannya, Dirjen Industri dan Perdagangan Kecil Menengah, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, mengatakan, pembangunan Indonesia Footwear Service Center (IFSC) itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi industri persepatuan, terutama sepatu kulit di Indonesia. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas, desain, pengetahuan di bidang teknik produksi dan manajemen persepatuan. Juga untuk peningkatan harga jual dan penurunan biaya produksi. Lembaga itu nantinya, berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, informasi tentang pasar, teknologi, dan persaingan usaha. Selain itu juga sebagai pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi. IFSC juga menyediakan jasa konsultasi dan pemecahan masalah yang dihadapi industri sepatu kulit di Indonesia. Berdasarkan data Deperindag, jumlah usaha industri sepatu kulit, sepatu olah raga, dan alas kaki baik skala kecil, menengah, maupun besar mencapai 6.125 unit pada 2002, dengan serapan tenaga kerja 389.732 orang. Realisasi produksi pada tahun itu sebesar 705 juta pasang. Ekspor produk tersebut selama lima tahun terakhir rata-rata US$ 1,450 juta, dengan laju pertumbuhan 1,8 persen per tahun. Khusus untuk industri alas kaki kulit ekspor rata-rata sebesar US$ 108,6 juta. Negara tujuan utama ekspor adalah AS (41,4 persen), Inggris (9,1 persen), Belgia (7,1 persen), Jerman (4,8 persen), Jepang (4 persen), negara lain (33,6 persen). Sedangkan impor alas kaki kulit rata-rata sebesar US$ 2,6 juta per tahun. Tercatat pula neraca perdagangan produk alas kaki kulit surplus rata-rata sebesar US$ 106 juta per tahun. Retno Sulistyowati --- Tempo News Room