BPOM Menilai Industri Kecil Belum Siap FTA

Reporter

Editor

Selasa, 5 Januari 2010 12:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pengawas Obat dan Makanan mengungkapkan usaha kecil menengah di bidang kosmetik, obat, dan makanan belum siap perdagangan bebas atau Free Trade Are-FTA Cina-ASEAN yang dimulai 1 Januari 2010.

"Saya menilai belum siap," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Husniah Rubiana Thamrin, Selasa (5/1). Badan Pengawas, lanjut Husniah, sebenarnya meminta penundaan untuk penerapan perdagangan bebas.

Pihaknya sudah bicara dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan tentang ketidaksiapan ini. "Kalau tidak diundurkan, maka akan ada kebangkrutan, di industri kosmetik saja terancam 535 usaha kecil gulung tikar," ungkapnya.

Hingga kini tampaknya tidak ada jawaban dari ketiga menteri tersebut, karena Menteri Keuangan telah meneken kesepakatan itu pada 1 Januari lalu.

Desakan penundaan, telah disampaikan ke ASEAN. Harmonisasi ASEAN seharusnya berlaku terhadap negara-negaranya. Tapi soal kebijakan produk global yang membuka pabriknya di negara-negara ASEAN seperti apa, belum ada jawabannya. "ASEAN juga tidak bisa menjawab pertanyaan itu," urainya.

Dia mencontohkan produk kosmetika asal Perancis yang membuka pabrik di salah satu negara ASEAN untuk menyuplai gerainya di seluruh dunia, tentunya unit costnya lebih rendah ketimbang produk kosmetik asli Indonesia. Akibatnya harga kosmetik asal Indonesia menjadi lebih mahal ketimbang produk perancis tersebut.

Situasi yang sama juga berlaku pada makanan. Pemanis buatan yang berasal dari Cina harganya lebih murah 20 persen dari produk yang sama asli Indonesia.

Tentunya pengusaha makanan akan memilih pemanis yang lebih murah untuk menekan biaya produksi agar produk akhirnya harganya juga bisa bersaing. "Kami tidak bisa menyalahkan pengusaha yang beli pemanis impor," keluhnya.

Usaha Kecil Menengah di bidang makanan, obat dan kosmetik di Indonesia, diakui Husniah, sulit memenuhi standar global. "Untuk memenuhinya perlu investasi," jelasnya.

Maka Badan Pengawas minta penundaan agar punya waktu untuk membina agar memenuhi standar global. "Kalau mereka tidak memenuhi standar, kasihan produknya tidak bisa dijual nantinya," sesalnya. "Indonesia adalah sasaran paling empuk."

Alasannya, dengan pangsa pasar yang banyak setelah Cina dan India, kondisi industri tidak semulus kedua negara tersebut. "Kondisi kita tidak sama, maka ini tidak mudah menghadapi perdagangan bebas," urainya. "Semua negara punya hak untuk melindungi warganya."

DIANING SARI

Berita terkait

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

23 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

5 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.

Baca Selengkapnya

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

26 Oktober 2023

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

Studi ini juga dilakukan di Eropa dan Asia untuk mendukung perluasan izin edar obat bagi pasien cuci darah dan non-dialisis.

Baca Selengkapnya

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

8 Oktober 2023

Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.

Baca Selengkapnya

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

7 Oktober 2023

Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

17 Juli 2023

BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.

Baca Selengkapnya

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

26 April 2023

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

YLKI berharap BPOM dapat memastikan apakah mi instan yang dijual di Taiwan juga beredar di Indonesia dan mengandung cemaran etilen oksida.

Baca Selengkapnya

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

19 Maret 2023

Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

9 Maret 2023

Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat

Baca Selengkapnya

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

23 Oktober 2022

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

BPOM menyatakan selalu melakukan patroli siber karena maraknya penjualan produk obat yang tidak aman.

Baca Selengkapnya