TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom tidak begitu tertarik terhadap penerbitan surat utang (obligasi). Namun perusahaan pelat merah itu lebih memilih pembiayaan dengan direct loan dan commercial loan, sedangkan obligasi merupakan pilihan ketiga.
Perseroan telah menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2010 sebesar US$ 2 miliar. Perusahaan tersebut menargetkan rasio capex mencapai 20 persen. "Untuk financing kami sudah mempunyai skema dan akan mendapatkan pinjaman dari bank domestik," katanya.
Menurut Direktur Utama PT Telkomsel Sarwoto, perusahaan menganggarkan belanja modal 2010 untuk memperkuat receiveable base dengan broadband khusus. Sebanyak 70 persen untuk sistem 2G, dan 30 persen untuk sistem 3G. Telkomsel akan mengembangkan empat platform yaitu digital music (ring back tone dan music download), mobile advertising, mobile payment, dan mobile application.
“Telkom akan mendorong industri kreatif jika keempat platform tersebut berhasil kita kembangkan, sekaligus mendorong nilai tambah untuk provider Telkomsel,” ucap Sarwoto.
MUH SYAIFULLAH
Perseroan telah menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2010 sebesar US$ 2 miliar. Perusahaan tersebut menargetkan rasio capex mencapai 20 persen. "Untuk financing kami sudah mempunyai skema dan akan mendapatkan pinjaman dari bank domestik," katanya.
Menurut Direktur Utama PT Telkomsel Sarwoto, perusahaan menganggarkan belanja modal 2010 untuk memperkuat receiveable base dengan broadband khusus. Sebanyak 70 persen untuk sistem 2G, dan 30 persen untuk sistem 3G. Telkomsel akan mengembangkan empat platform yaitu digital music (ring back tone dan music download), mobile advertising, mobile payment, dan mobile application.
“Telkom akan mendorong industri kreatif jika keempat platform tersebut berhasil kita kembangkan, sekaligus mendorong nilai tambah untuk provider Telkomsel,” ucap Sarwoto.
MUH SYAIFULLAH
