Krisis Dubai Diyakini Tak Akan Menjalar ke Indonesia

Reporter

Editor

Sabtu, 28 November 2009 19:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Prijambodo, optimistis krisis keuangan yang dialami perusahaan investasi global pemerintah Uni Emirat Arab, Dubai World, tak akan merembet ke Asia, apalagi menjadi krisis global. Namun, memburuknya sistem keuangan di suatu kawasan tetap akan mempengaruhi keputusan para investor menanamkan modal.


Bambang yakin negara-negara di kawasan Timur Tengah tak akan tinggal diam melihat Dubai mengalami krisis keuangan. Pasalnya, kawasan itulah yang akan terkena dampak langsung krisis tersebut. Krisis keuangan Dubai World akan langsung direspons negara-negara Timur Tengah yang terancam bakal terkena dampak langsung.

Oleh sebab itu, Bambang yakin memburuknya sistem keuangan Dubai akan langsung direspons kawasan Timur Tengah sehingga tak akan merembet langsung ke kawasan lainnya seperti yang terjadi ketika krisis keuangan di Amerika Serikat.

“Apalagi di Asia yang memiliki ketahanan sistem keuangan cukup besar dengan cadangan devisa cukup besar dengan dukungan Cina dan Jepang,” kata Bambang ketika dihubungi Tempo, Sabtu (28/11).

Dia mengatakan, karakter krisis keuangan Dubai World sangat berbeda dengan yang terjadi di Amerika ketika kredit macet sektor properti berdampak pada pasar penjaminan kredit yang bertingkat-tingkat. Ketika itu, akta kredit perumahan dijaminkan dan diperjualbelikan menjadi produk derivatif perbankan maupun lembaga keuangan non-bank. Akibatnya, kredit macet pun menyebabkan perusahaan jasa keuangan yang terkait ikut merugi.

Adapun penundaan pembayaran utang Dubai World yang terancam macet ini hanya terkait dengan kreditor mereka. “Kalau pun ada pengaruhnya tak akan besar dan tak akan menjalar luas,” ujar Bambang.

Bambang memperkirakan krisis Dubai akan berpengaruh buruk bagi para investor, termasuk terhadap rencana ekspansi Dubai World sendiri. Namun, dampak itu diperkirakan hanya berupa penundaan rencana investasi sembari menunggu masa pemulihan. “Kalau sampai pembatalan sangat kecil kemungkinannya.”

Menurut dia, kasus ancaman gagal bayar Dubai World menunjukkan potensi gejolak pada sistem keuangan global masih terbuka. Meskipun demikian, dia mengakui pemulihan ekonomi pasca krisis keuangan setahun terakhir mulai tampak. “Dunia, kawasan, dan negara-negara termasuk Indonesia harus tetap memperkuat peraturan sistem keuangan. Jangan sampai ini dilupakan karena krisis berakhir,” kata Bambang.

AGOENG WIJAYA

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya