Menteri Anyar Kudu Berani Buat Terobosan Industri  

Reporter

Editor

Senin, 26 Oktober 2009 22:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan industri berharap agar Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat berani membuat terobosan-terobosan baru, terutama untuk industri yang menyerap banyak lapangan kerja. "Selama lima tahun ini kita sudah ketinggalan jauh," kata Ketua Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia Harijanto saat dihubungi Tempo, Senin (26/10).

Harijanto mengatakan apa yang dilakukan MS Hidayat jangan sampai sebatas slogan semata. "Ya ini kan biasa, karena masih baru," katanya mengomentari pernyataan Hidayat yang akan membenahi regulasi di sektor industri padat karya, berorientasi ekspor, dan pemakaian komponen dalam negeri.

Ia menyesalkan mekanisme insentif selama ini yang tidak berjalan. "Masak disamakan industri yang menyerap 10 hingga 20 ribu karyawan dengan yang 100 karyawan," katanya. "Harus ada insentif yang jelas." Demikian pula dengan peraturan tenaga kerja yang ia nilai belum kondusif.

"Ini berkaitan relasi antara pengusaha dan karyawan kerap terganggu," katanya. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, kata dia, harus direvisi. "Selama ini mandek," ucapnya. Selama ini sejumlah pemodal ingin berinvestasi di industri sepatu merasa gamang lantaran insentifnya yang tak jelas. Akhirnya, pemodal tersebut mengurungkan niatnya.

Tapi Harijanto mengapresiasi road map industri yang dihasilkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia. "Sekarang tinggal apakah (MS HIdayat) berani membuat terobosan," katanya. Ia juga setuju dengan gagasan Hidayat yang akan membenahi regulasi industri yang padat karya dan ekspor.

"Tapi solusinya harus jelas," ucap dia. Harijanto mengamsalkan soal perpajakan. "Adakah insentif untuk perusahaan yang mempekerjakan 5.000 orang? Kalau soal infrastruktur itu sudah pasti dan itulah pekerjaan pemerintah," katanya.

Saat ini, menurut dia, industri persepatuan Indonesia masuk tiga besar pengekspor sepatu dunia bersama Vietnam dan Cina dengan nilai US$ 1,9 miliar. Industri sepatu saat ini menyerap 400-ribuan orang tenaga kerja. "Padahal sebelum era reformasi, industri ini bisa menyerap 800 ribu hingga satu juta tenaga kerja," ucap Harijanto.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

48 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

49 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

24 Desember 2023

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

Kementerian ESDM mengatakan bahwa pengawasan kepatuhan K3 industri smelter nikel wewenang Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya