BP Migas Ultimatum ExxonMobil

Reporter

Editor

Jumat, 28 Agustus 2009 08:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mengultimatum manajemen Mobil Cepu Limited, anak usaha ExxonMobil, jika sampai akhir Agustus tak melakukan produksi di ladang Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. Ultimatum berupa pemulangan para pejabat-pejabat ExxonMobil di Cepu ke negara asal.

Kepala Badan Pelaksana R. Priyono mengatakan pihaknya masih menunggu komitmen ExxonMobil untuk segera memproduksi minyak. "Kami tunggu sampai akhir bulan," ujarnya kepada Tempo kemarin.

Jika perusahaan minyak multinasional itu tak bisa memenuhi komitmennya, kata Priyono, pihaknya sudah menyiapkan penalti. "Penaltinya bisa perusahaan atau orangnya (manajemen)," katanya.

Sesuai dengan komitmen, ExxonMobil akan memproduksi minyak sebanyak 20 ribu barel per hari pada Agustus ini. Rencana produksi itu molor dari yang dijanjikan, pada akhir 2008 dan April 2009.

Semula ladang minyak di Bojonegoro, Jawa Timur, diharapkan mampu memproduksi minyak awal sebanyak 20 ribu barel per hari. Minyak Cepu nantinya akan menambal target produksi minyak tahun ini sebanyak 960 ribu barel per hari. Saat ini produksi minyak rata-rata per hari masih di bawah target atau sekitar 951 ribu barel.

Priyono mengatakan molornya produksi awal Blok Cepu, yang ditargetkan sejak Desember lalu, menunjukkan operator ladang tersebut tidak kompeten. Dia menyayangkan proyek ini terus molor, padahal yang bertindak sebagai operator adalah perusahaan terbesar minyak di dunia.

"Terlalu banyak masalah di blok ini," kata Priyono. "Saya bilang kepada mereka udah deh, pokoknya kamu (ExxonMobil) tidak bisa memenuhi janji."

Dia juga meminta agar joint operation agreement (perjanjian kerja sama) Blok Cepu antara ExxonMobil dan Pertamina dievaluasi. Menurut Priyono, perjanjian tersebut sangat buruk dan melemahkan posisi Pertamina dalam hal pengambilan keputusan, hak dan kewajiban, serta pembagian kerja. "Kami minta mereka evaluasi lagi perjanjian itu supaya Pertamina juga bisa membantu masalahnya apa," ujarnya.

ExxonMobil, kata dia, menargetkan akan mulai produksi 15 ribu barel per hari pada pertengahan September nanti. Jika target ini juga tidak tercapai, Badan Pelaksana akan memberikan penalti lainnya. "Akhir tahun tidak berproduksi juga, ya, dipertanyakan operatorship-nya," kata Priyono.

Menanggapi ancaman pemecatan itu, juru bicara ExxonMobil, Maman Budiman, mengatakan pihaknya tetap berusaha melaksanakan produksi awal tersebut. "Insya Allah kami tetap pegang komitmen untuk segera memenuhi target produksi awal," ujarnya.

ALI NUR YASIN | SORTA TOBING | DESY PAKPAHAN

Berita terkait

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.

Baca Selengkapnya

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.

Baca Selengkapnya

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.

Baca Selengkapnya

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.

Baca Selengkapnya

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya