Bos Garuda: Kreditor Sudah Setujui Pola Restrukturisasi Utang

Reporter

Editor

Senin, 10 Agustus 2009 10:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) secara bertahap mengembangkan bisnisnya. Bersama itu pula, Garuda mempersiapkan sejumlah opsi untuk merampungkan penyelesaian utang-utangnya sesuai dengan target, yakni September 2009. Berikut ini petikan wawancara Grace S. Gandhi dan Wahyudin Fahmi dari Tempo dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar di kantornya pekan lalu.

Pascapencabutan larangan terbang Uni Eropa, ke wilayah Eropa mana saja Garuda Indonesia akan terbang?

Pertama, kami akan terbang ke Amsterdam, Belanda, melalui Dubai, Arab Saudi. Kami belum bisa terbang direct (langsung) karena pesawat Boeing 777-300 ER (Extended Range) pesanan Garuda Indonesia baru datang pada 2011. Untuk sementara kami akan menggunakan Airbus A330-200 baru yang kami pesan kemarin.

Berapa dan jenis apa saja pesawat baru yang dipesan Garuda Indonesia?
Tahun ini kami akan mendatangkan empat pesawat Airbus A330-200 baru. Ditambah lima Boeing 737-800 NG (Next Generation) baru. Sekarang kami sudah punya enam Airbus A330-200, sehingga saat ini totalnya menjadi 10 pesawat. Nanti akan ditambah secara bertahap.

Berapa besar dana yang dikeluarkan untuk pembelian pesawat?
Untuk pembelian pesawat Boeing 737-800 NG, kami sudah pesan sebanyak 50 unit. Harga per unitnya rata-rata US$ 45 juta. Ditambah 10 unit Boeing 777-300 ER, dengan harga per unit US$ 130 juta. Totalnya, tinggal dikalikan saja.

Sumber pembiayaan pembelian pesawat itu dari mana?
Kami menggunakan dua model pembiayaan. Model pertama, pesawat kami beli, lalu dijual ke lessor (perusahaan penyewa pesawat). Jadi lessor yang membiayai, tapi pesawat kami kontrak kembali untuk dipakai Garuda Indonesia.

Lalu bagaimana pesawat itu bisa dikatakan sebagai milik Garuda Indonesia?
Di bisnis penerbangan, (perusahaan) tidak perlu memiliki pesawatnya, tapi yang penting memiliki hak pakainya.

Kenapa Garuda Indonesia tidak menyewa pesawat langsung kepada lessor saja?
Belum tentu spesifikasi pesawat milik lessor tersebut sesuai dengan yang kami inginkan dan butuhkan, sehingga berpotensi menimbulkan inefisiensi.

Siapa yang menjadi lessor itu?
Untuk delapan pesawat Boeing 737-800 NG, lessor-nya Dubai Aerospace Enterprise dari Dubai, Arab Saudi. Sedangkan lessor tiga Boeing 737-800 NG lainnya dari Jepang. Kami menyewa pesawat tersebut dengan harga pasar.

Berapa harga sewa per pesawatnya? Dan untuk jangka waktu berapa lama?
Untuk Boeing 737-800 NG sekitar US$ 400 ribu per bulan. Jangka waktu sewanya 7-10 tahun.

Model pembiayaan yang kedua seperti apa?
Model yang kedua, pembiayaannya berasal dari US Exim Bank. Namun, sejauh ini masih dalam proses negosiasi, dan belum mencapai kesepakatan.

Bagaimana dengan progres restrukturisasi utang Garuda Indonesia?
Utang Garuda Indonesia ada tiga kelompok. Terhadap Export Credit Agency, utang Garuda Indonesia sebesar US$ 300 juta, Bank Mandiri US$ 100 juta, dan kepada kreditor di Singapura dalam bentuk floating rate notes US$ 130 juta. Yang harus kami lakukan saat ini adalah merestrukturisasi utang tersebut. Targetnya, harus bisa selesai pada September 2009. Secara prinsip, tiap-tiap kreditor sudah setuju dengan pola-pola restrukturisasinya.

Kabarnya Garuda Indonesia berencana menerbitkan obligasi untuk melunasi utang-utang tersebut?
Tidak seperti itu. Rencana tersebut (obligasi) muncul karena ke depan kami juga butuh working capital dan pembiayaan untuk mengembangkan bisnis. Untuk memenuhi kebutuhan ini, caranya bisa macam-macam.

Jadi opsi penerbitan obligasi itu sampai sekarang belum ada?
Itu masih wacana, jadi saya juga belum bisa bilang tidak ada rencana seperti itu. Karena, kalau bilang tidak ada, bohong juga. Yang pasti, untuk berkembang, kami juga membutuhkan dana. Penerbitan obligasi inilah yang menjadi salah satu opsinya, tapi bukan untuk membayar utang.

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

5 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

10 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

11 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

15 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

16 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

16 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

19 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

22 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

28 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

28 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya