TEMPO Interaktif, New York - Harga minyak mentah dunia turun pasca pengumuman indeks kepercayaan konsumen di Amerika Serikat mengalami pelemahan. Indeks kepercayaan konsumen jatuh menjadi 46,6 pada Juli dari 49,3 di Juni 2009. Angka itu berada di bawah perkiraan analis yaitu sekitar 49.
Hasil itu membuat harga minyak mentah di bursa komoditas new york turun US$ 1,15 menjadi US$ 67,23 per barel, minyak mentah jenis brent turun 93 sen menjadi US$ 69,88 per barel.
Pada pertengahan Juli 2009 harga minyak melesat empat persen menuju US$ 62 per barel karena jatuhnya cadangan minyak mentah Amerika Serikat dan tingkat optimisme terhadap perekonomian seiring data-data perusahaan AS yang dilaporkan positif.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat, stok di negara pengkonsumsi minyak terbesar dunia itu anjlok 2,8 juta barel, lebih banyak dari yang diprediksi, menjadi 344,5 juta barel.
"Angka 2,8 juta barel lebih besar dari yang diperkirakan yang menarik perhatian sejauh ini dalam memaksa nilai menuju harga baru," kata Jim Ritterbusch, Direktur Ritterbusch & Associates di Galena, Illinois.
Dukungan juga datang saat data-data perekonomian tergambar positif yang mengimbau investor mengucurkan dolar AS-nya ke dalam bursa dan komoditas. Indeks Reuters-Jefferies CRB naik lebih banyak satu persen di awal kegiatan pasar.
Dolar Amerika jatuh ke titik terendahnya dalam sebulan terhadap enam mata uang utama dunia saat euro naik satu persen terhadap dolar.
REUTERS | EKO NOPIANSYAH
Hasil itu membuat harga minyak mentah di bursa komoditas new york turun US$ 1,15 menjadi US$ 67,23 per barel, minyak mentah jenis brent turun 93 sen menjadi US$ 69,88 per barel.
Pada pertengahan Juli 2009 harga minyak melesat empat persen menuju US$ 62 per barel karena jatuhnya cadangan minyak mentah Amerika Serikat dan tingkat optimisme terhadap perekonomian seiring data-data perusahaan AS yang dilaporkan positif.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat, stok di negara pengkonsumsi minyak terbesar dunia itu anjlok 2,8 juta barel, lebih banyak dari yang diprediksi, menjadi 344,5 juta barel.
"Angka 2,8 juta barel lebih besar dari yang diperkirakan yang menarik perhatian sejauh ini dalam memaksa nilai menuju harga baru," kata Jim Ritterbusch, Direktur Ritterbusch & Associates di Galena, Illinois.
Dukungan juga datang saat data-data perekonomian tergambar positif yang mengimbau investor mengucurkan dolar AS-nya ke dalam bursa dan komoditas. Indeks Reuters-Jefferies CRB naik lebih banyak satu persen di awal kegiatan pasar.
Dolar Amerika jatuh ke titik terendahnya dalam sebulan terhadap enam mata uang utama dunia saat euro naik satu persen terhadap dolar.
REUTERS | EKO NOPIANSYAH
