Proteksionisme Meningkat, Perdagangan Dunia Tambah Buruk

Reporter

Editor

Jumat, 10 Juli 2009 19:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Krisis ekonomi global tampaknya masih akan terus berlangsung seiring kekhawatiran negara-negara maju dan negara berkembang terhadap kian meningkatnya kebijakan proteksionisme yang dapat menghambat perdagangan dunia.

Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara G-8. "Harus ditekankan pentingnya upaya menghindari proteksionisme untuk mencegah semakin memburuknya krisis ekonomi global," ujar dia melalui wawancara jarak jauh langsung dari L'Aquila, Italia, Jumat (10/7).

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 3 Juli lalu telah merevisi proyeksi kontraksi perdagangan dunia 2009, dari perkiraan volume perdagangan dunia minus 9 persen menjadi minus 10 persen. Revisi ini, kata Mari, memperlihatkan situasi ekonomi dunia tetap belum menunjukkan perbaikan.

WTO juga melaporkan telah terjadi peningkatan penggunaan kebijakan di berbagai negara yang mempengaruhi dan menyebabkan restriksi terhadap arus perdagangan meski masih konsisten dengan aturan WTO. "Kami terus mendukung proses monotoring kebijakan perdagangan yang dilakukan WTO," tambahnya. Monitoring berfungsi untuk mencegah praktik proteksionisme dan meningkatkan transparansi dalam perdagangan.

Negara-negara di dunia, kata Mari, harus menegaskan kembali komitmen untuk menjaga iklim perdagangan dan investasi sehingga tidak menghambat proses pemulihan. "Kesepakatan Putaran Doha dapat meningkatkan kepercayaaan pelaku ekonomi atas sistem perdagangan multilateral dan menjadi stimulus ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan," tambahnya.

Para pemimpin negara-negara maju dalam kelompk G-8 berkumpul di kawasan Italia tengah di Kota L'Aquila, sejak Rabu lalu, tempat mereka bergulat menelurkan perjanjian dan kesepakatan potensial di tengah keterbatasan akibat meningkatnya iklim akibat pemanasan global.

G-8 merupakan koalisi delapan negara termaju di dunia yang meliputi Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Rusia, dan Uni Eropa. Kelompok ini secara berkala menggelar pertemuan ekonomi dan politik yang dihadiri para kepala negara dan pejabat-pejabat internasional.

VENNIE MELYANI

Berita terkait

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

15 menit lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

16 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

4 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

5 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

8 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

9 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya