Nilai transaksi tersebut lebih tinggi sekitar 20 persen ketimbang penutupan perdagangan saham Benteol pada 15 Juni lalu yang bernilai Rp 730 per lembar. Dengan harga tersebut kapitalisasi pasar Bentoel nilainya sekitar Rp 5,878 triliun hingga Desember 2008, dan nilai utang bersih Bentoel sekitar Rp 1,670 triliun.
Rajawali menilai inilah saat yang tepat sehingga segera melepaskan kepemilikan sahamnya. "Rajawali sebagai investment company ingin memfokuskan perhatian pada bidang properti, pertambangan, dan perkebunan," kata Darjoto Setyawan, Managing Director Business Development Grup Rajawali, dalam siaran persnya, Rabu (17/6).
Namun, Darjoto enggan menjelaskan lebih detail soal investasi Rajawali itu. Saat dihubungi Tempo ia mengaku sedang menghadiri rapat. Rencananya, pihak Rajawali akan menggelar jumpa pers di Hotel Mulia, Jakarta, sekitar pukul 16.00 WIB ini.
Meski demikian, Rajawali yakin pemilik Bentoel yang baru adalah pembeli yang tepat. Rajawali berharap akan terjadi sinergi antara Bentoel dengan pemilik baru lantaran BAT memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang industri rokok.
Direktur BAT Asia-Pasifik John Daly menambahkan, "Transaksi ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menempatkan posisi dalam pasar yang besar dan sangat menguntungkan."
BOBBY CHANDRA