Direktur Jenderal WTO: Kegagalan Putaran Doha Sinyal Buruk Perdagangan  

Reporter

Editor

Kamis, 11 Juni 2009 07:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) Pascal Lamy menyatakan kebijakan subsidi dan proteksi tidak bertentangan dengan kesepakatan WTO. "Tapi kebijakan negara maju bertentangan dengan komitmen G20 untuk tidak melakukan proteksi," katanya. Lamy hadir di Nusa Dua, Bali, untuk menghadiri pertemuan 19 negara pengekspor komoditas pertanian yang tergabung dalam Cairns Group pada 8-9 Juni 2009.

Wartawan Tempo, Vennie Melyani, berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Lamy setelah menghadiri pertemuan Cairns Group. Pria asal Prancis ini menjelaskan pentingnya penyelesaian Putaran Doha dan peranan Indonesia dalam perdagangan dunia. Berikut ini petikannya.

Kemajuan apa saja yang dicapai dalam perundingan Putaran Doha?

Kebijakan konservatif yang dimiliki WTO, Putaran Doha bisa diselesaikan pada 2010. Ini bukan tenggat. Tidak ada yang menetapkan tenggat, 80 persen pembahasan sudah disepakati. Pertemuan kali ini (di Nusa Dua, Bali) sangat penting karena wakil dari Amerika dan India untuk pertama kalinya bertemu. Ini sinyal positif untuk mencapai kesepakatan (sebelumnya, Amerika dan India bersitegang terkait dengan kesepakatan Putaran Doha).

Apa saja hambatan dalam perundingan?

Advertising
Advertising

Butuh waktu untuk membahas 20 topik dengan 153 negara anggota. Putaran sebelumnya butuh waktu enam tahun. Waktu lama dalam perundingan karena untuk mencapai konsensus harus disepakati minimal 53 negara. Kesepakatan yang dicapai mendekati 80 persen.

Untuk sektor pertanian, banyak isu yang telah disepakati, seperti pengurangan subsidi, pengurangan subsidi ekspor, dan tarif fiskal nol. Yang tersisa hanya besaran angka dalam mekanisme pengawasan (safe guard mechanism) yang diterapkan negara berkembang apabila impor produk tertentu merugikan petani dalam negeri mereka. Sedangkan pada sektor industri sudah ada kesepakatan mengenai pengurangan tarif.

Apa dampak kegagalan Putaran Doha?

Kegagalan akan menjadi sinyal buruk bagi perdagangan dunia. Padahal perdagangan dunia sedang dilanda krisis dan memerlukan sinyal positif. Sepertiga anggota WTO adalah negara berkembang. Kegiatan perdagangan menjadi strategi untuk keluar dari krisis. Pertumbuhan negara berkembang sangat bergantung pada perdagangan.

Benarkah subsidi ekspor dan bantuan dalam negeri hanya menguntungkan negara maju?

Benar. Kami sudah membahas pengurangan subsidi yang mendistorsi perdagangan pertanian sebesar 70-80 persen. Juga telah disepakati penghapusan subsidi ekspor paling lambat 2013. Ini hanya dijalankan bila Putaran Doha selesai disepakati.

Apakah pemberian subsidi negara maju bertentangan dengan kesepakatan WTO?

Tidak bertentangan, karena kesepakatan WTO memungkinkannya (pemberian subsidi). Tapi kebijakan negara maju bertentangan dengan komitmen G20 untuk tidak melakukan proteksi. Pemberian subsidi akan dibahas setelah Putaran Doha selesai.

Apakah krisis mendorong negara melakukan proteksionisme?

Kami di WTO telah melakukan sistem pengawasan terhadap perdagangan dunia secara transparan. Godaan untuk melakukan proteksi belum menjadi sesuatu yang serius. Doktrin WTO menyatakan proteksi adalah cara salah. Jika suatu negara membatasi impor, negara lain akan melakukan hal yang sama. Akibatnya, kondisi kedua negara menjadi lebih buruk. Memang ada kebutuhan sosial dan ekonomi untuk melakukan proteksionisme, tapi bukan proteksionisme perdagangan.

Bagaimana dengan kebijakan buy America oleh pemerintah Amerika?

Itu contoh yang baik. Amerika tergoda untuk melakukan proteksionisme dan langkah ini dihentikan berdasarkan aturan WTO di tingkat pemerintah.

Bagaimana dengan Indonesia?

Langkah Indonesia dengan memberikan stimulus kepada pasar domestik adalah langkah proteksi yang baik. Saat ini kebijakan pemerintah Indonesia dalam pemberian stimulus dan kebijakan moneter telah menjadi penyangga krisis. Selama kuartal pertama hasilnya lebih baik daripada perkiraan meski ada penurunan ekspor. Kontribusi perdagangan luar negeri Indonesia pada pertumbuhan 2009 berkisar satu persen dan tidak menimbulkan keguncangan.

Indonesia bersama Mesir dan Brasil sejak tahun lalu meminta perhatian lebih pada perdagangan keuangan karena adanya potensi masalah. Ini yang kemudian membuat WTO berfokus memperhatikan perdagangan keuangan. Pertemuan G20 juga pada akhirnya memberikan US$ 250 miliar untuk perdagangan keuangan. Sejak tahun lalu peran Indonesia semakin terlihat dalam kancah perdagangan dunia.

Sebelumnya, Indonesia lebih berfokus membahas permasalahan perdagangan domestiknya. Tapi sekarang Indonesia mulai beralih dan mengambil peran dalam perdagangan luar negeri.


Berita terkait

Indonesia Dorong WTO Selesaikan Perundingan Pertanian

28 Februari 2024

Indonesia Dorong WTO Selesaikan Perundingan Pertanian

Pertemuan G33 bertujuan untuk mengonsolidasikan posisi dan prioritas dalam mendorong tercapainya solusi permanen isu stok pangan publik

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bantah Menterinya Bertemu Pejabat Israel di Abu Dhabi

27 Februari 2024

Arab Saudi Bantah Menterinya Bertemu Pejabat Israel di Abu Dhabi

Arab Saudi menegaskan posisi Riyadh terhadap masalah Palestina dan dukungan teguh Arab Saudi terhadap rakyat Palestina dalam menghadapi agresi Israel

Baca Selengkapnya

Di Depan Mahasiswa Harvard, Bahlil Singgung Gugatan Uni Eropa di WTO Soal Larangan Ekspor Nikel

10 Januari 2023

Di Depan Mahasiswa Harvard, Bahlil Singgung Gugatan Uni Eropa di WTO Soal Larangan Ekspor Nikel

Bahlil Lahadalia menerima kunjungan 50 mahasiswa pascasarjana Harvard University, Amerika Serikat di kantornya pada Senin, 9 Januari kemarin.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Dulu Zaman Kompeni Ada Kerja Paksa, Sekarang Muncul Ekspor Paksa

2 Desember 2022

Jokowi: Dulu Zaman Kompeni Ada Kerja Paksa, Sekarang Muncul Ekspor Paksa

Jokowi menekankan bijih nikel yang dilarang ekspor tersebut adalah kekayaan alam Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Mendag Enggan Komentar soal RI Kalah Gugatan Ekspor Nikel

29 November 2022

Mendag Enggan Komentar soal RI Kalah Gugatan Ekspor Nikel

RI kalah atas gugatan ekspor bijih nikel yang diajukan di World Trade Organization. Pemerintah akan mengajukan banding.

Baca Selengkapnya

Sebut Hilirisasi SDA Jadi Sumber Ekonomi Baru, Wamenkeu Singgung Gugatan WTO soal Nikel

29 November 2022

Sebut Hilirisasi SDA Jadi Sumber Ekonomi Baru, Wamenkeu Singgung Gugatan WTO soal Nikel

Suahasil menyinggung langkah Indonesia menyetop ekspor bijih nikel beserta gugatan setelahnya oleh Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Bali Compendium Jadi Senjata RI Lawan Gugatan di WTO

26 September 2022

Bahlil Sebut Bali Compendium Jadi Senjata RI Lawan Gugatan di WTO

Bahlil menuturkan Indonesia tidak akan mundur sedikit pun untuk melawan gugatan di WTO.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Gelar TIIWG Kedua, Bahas Reformasi WTO hingga Investasi Berkelanjutan

3 Juli 2022

Kementerian Investasi Gelar TIIWG Kedua, Bahas Reformasi WTO hingga Investasi Berkelanjutan

WIIWG yang digelar Kementerian Investasi akan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 11 negara undangan, dan 7 organisasi internasional.

Baca Selengkapnya

20 Tahun Pascabergabung Dengan WTO, China Berbagi Manfaat Dengan Dunia

10 November 2021

20 Tahun Pascabergabung Dengan WTO, China Berbagi Manfaat Dengan Dunia

Bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pada tahun 2001 menjadi peristiwa bersejarah dalam perkembangan China.

Baca Selengkapnya

Selain Soal Ayam Brasil, Ini 3 Kasus yang Melibatkan RI di WTO

23 Juli 2019

Selain Soal Ayam Brasil, Ini 3 Kasus yang Melibatkan RI di WTO

Sengketa dagang ayam Brasil yang berujung ke meja WTO ini bukan baru pertama kali dialami Indonesia.

Baca Selengkapnya