Rancangan Aturan Perposan Didesak Rampung Agustus Ini

Reporter

Editor

Rabu, 10 Juni 2009 21:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo) mendorong pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perposan.

RUU yang merupakan inisiatif legislatif untuk mengganti Undang-Undang (UU) Pos Nomor 6 Tahun 1984 ini diharapkan bisa rampung pada Agustus 2009. "Kami mendorong RUU yang telah dibahas sejak Mei 2009 ini supaya lebih cepat dituntaskan," kata Ketua Umum Asperindo, M Kadrial, di Jakarta, Rabu (10/6).

Apalagi, ia melanjutkan, usulan terhadap perubahan Undang-Undang Pos sebenarnya telah diajukan Asperindo sejak Februari 2001. Sasaran pokok usulan itu adalah penghapusan monopoli public service obligation (PSO) oleh PT Pos Indonesia (Persero). Termasuk menginginkan pengakuan keberadaan dokumen sebagai komoditas, bukan surat. Karena dalam praktiknya ada perbedaan nilai antara surat dengan dokumen.

Lainnya adalah agar pengaturan keberadaan asing menjadi lebih jelas. Sebab, dalam Undang-Undang Pos belum mengatur tentang perusahaan asing. "Asperindo mengusulkan agar operasional domestik hanya diperuntukkan pengusaha dalam negeri," ujar Kadrial.

Terakhir adalah untuk memberikan kepastian hukum, seiring dengan perkembangan usaha jasa titipan, tuntutan masyarakat, dan kepentingan pemerintah dalam era pasar global. "Maka UU Pos perlu diperbaharui, karena sudah tidak dapat mengakomodir kepentingan semua pihak," kata dia.

Menanggapi dorongan Asperindo ini, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Bintang Reformasi, Anhar Nasution, memastikan bahwa Dewan memang sedang berusaha mempercepat penyelesaian RUU Perposan itu. Bahkan Panitia Khusus RUU Perposan dan pemerintah terus melakukan rapat maraton. "Sampai saat ini pembahasannya (RUU Perposan) lancar-lancar saja, tidak ada masalah," kata Anhar, saat dihubungi lewat telepon.

Menurut dia, pemerintah dan Panitia Khusus umumnya juga menyepakati tidak ada monopoli pada industri jasa titipan. Termasuk menambahkan aturan soal pembatasan kepemilikan asing pada perusahaan jasa titipan di Indonesia. "Jadi, lokal harus lebih besar dari pada asing," ujarnya.

WAHYUDIN FAHMI

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

4 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya