Calon Bos Bank Sentral Diminta Bisa Jaga Keseimbangan

Reporter

Editor

Selasa, 19 Mei 2009 16:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bakal Gubernur Bank Indonesia yang baru dinilai harus mampu mewujudkan dan menjaga keseimbangan antara stabilitas sektor keuangan plus perbankan dengan kinerja sektor riil.

"Ego sektoral BI selama periode kepemimpinan Boediono justru memperdalam kerusakan perekonomian, terutama sektor riil," kata Bambang Soesatyo, Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia kepada Tempo, Selasa (19/5).

Menurut dia, semangat itu sejalan dengan kecenderungan global untuk memulihkan sektor riil. Perhatian berlebih terhadap sektor keuangan dan perbankan dinilai tidak akan menyelesaikan masalah secara keseluruhan.

"Karena itu, IMF (Lembaga Dana Moneter Internasional) sendiri sudah menyarankan perbankan mulai mencari cara untuk menyalurkan kredit guna memulihkan sektor agar isu pengangguran bisa direspons," katanya.

Bambang menambahkan, saat Boediono meninggalkan jabatannya, ia meninggalkan masalah berupa kegagalan menurunkan suku bunga dan pemulihan likuiditas. Karena itu pemerintah dan DPR harus mencari pengganti Boediono dengan sosok yang inovatif dan bisa menjaga keseimbangan stabilitas sektor keuangan dan peningkatan sektor riil.

Selama menjabat, Boediono dinilai hanya berkosentrasi penuh pada upaya menjaga stabilitas sektor keuangan, dengan mewujudkan sistem perbankan yang stabil dan sehat. Akibatnya, bank justru terdorong menempatkan dananya di surat utang negara karena merasa dananya lebih aman.

GUNANTO E.S.

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya