Pengusaha Tuduh Bank Mau Ambil Untung Tinggi

Reporter

Editor

Rabu, 13 Mei 2009 16:34 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pengusaha mengkritik perbankan yang terlalu tinggi menetapkan selisih suku bunga untuk mendapatkan keuntungan. Pasalnya, tingginya suku bunga bisa menghambat pertumbuhan sektor riil.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan spread (rentang) suku bunga bank saat ini sangat tinggi dibandingkan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate yang mencapai 7,25 persen.

"Sebelumnya spread antara suku bunga pinjaman dengan BI Rate hanya empat persen," kata Sofjan di Jakarta Convention Centre, Rabu (13/5). Padahal di tengah kondisi sulit, perusahaan memerlukan perbankan agar bisa bertahan.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum Real Estate Indonesia Teguh Satria. Menurut dia, permasalahan yang dihadapi pengusaha menyebabkan keadaan semakin sulit. Sebab, kalau tidak ada kredit, pengusaha konstruksi tidak dapat menyelesaikan bangunan.

"Akhirnya tidak menciptakan penjualan yang berujung pada kredit macet," ujarnya. Menurut Teguh, kejadian yang sama terjadi di sisi konsumen. Bank memperketat pemberian kredit konsumsi dengan memperbanyak persyaratan perbankan yang harus dipenuhi.

Tudingan perbankan enggan menurunkan suku bunga kredit dibantah Executive Vice President Finance Coordinator Pahala N. Mansyuri. Ia berpendapat, perbankan sudah menurunkan bunga kredit yang ditandai dengan penurunan pendapatan bunga bersih.

Tingginya suku bunga bank saat ini lebih disebabkan pada keharusan perbankan dalam memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti kecukupan modal. "Penurunan pendapatan bisa mempengaruhi kecukupan modal. Skarang ini rasio modal bank di bawah 20 persen padahal sebelumnya selalu berada di atas itu," ujar Pahala.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

8 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

7 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya