TEMPO Interaktif, Jakarta: Pengusaha kembali mendesak perbankan menurunkan bunga kredit untuk menyelamatkan sektor riil. Himpunan pengusaha meminta bank-bank menurunkan bunga kredit dari yang saat ini berlaku sebesar 14 persen menjadi 11-12 persen.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan tingginya tingkat bunga pinjaman sangat memberatkan dunia usaha. Sebab, saat ini pengusaha tengah kesulitan akibat menurunnya tingkat produksi jasa dan biaya beban yang naik sehingga membuat penjualan menurun.
"Kami berharap perbankan dapat menyelamatkan dunia usaha," kata Erwin di Jakarta Convention Centre, Rabu (13/5). Dia menjelaskan, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate seharusnya bisa mendorong perbankan dalam merespons penurunan bunga deposito dan bunga kreditnya.
Namun, yang terjadi adalah posisi BI Rate yang saat ini sudah turun menjadi 7,25 persen, namun bunga kredit bank masih di posisi 14 persen. Menurut dia, kekakhawatiran yang berlebihan dari perbankan dalam menyalurkan kredit membuat pasar stagnan untuk melakukan ekspansi di sektor riil.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
9 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.