Kebakaran Kilang Dumai, Desakan Dirut dan Komut Pertamina Mundur Kembali Disuarakan
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 2 April 2023 15:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebut sudah saatnya Dirut dan Komisaris Utama atau Komut Pertamina mundur dari jabatan mereka. Hal seiring insiden di depo dan kilang minyak Pertamina yang terus berulang.
Insiden teranyar, meledak dan terbakarnya Kilang Minyak Dumai, Riau, pada Sabtu malam, 1 Maret 2023. Sebulan sebelumnya, pada 3 Maret 2023, juga terjadi kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa dan luka-luka.
"Saya kira dirut dan komut harus bertanggung jawab. Harus mundur dan kalau perlu dimundurkan," ujar Fahmy kepada Tempo, Minggu, 2 April 2023. "Sejak ketika insiden Depo Plumpang yang korbannya banyak, mestinya secara moral dan etis, mereka mundur."
Menurut Fahmy, kejadian berulang di depo dan kilang minyak Pertamina sudah tidak bisa ditoleransi. Pertamina, kata dia, abai dan tidak belajar dari kejadian yang pernah ada. Selain itu, insiden yang terjadi terus menerus juga membuktikan buruknya standar keamanan di wilayah kerja Pertamina.
"Tidak ada upaya cukup serius dari Pertamina untuk paling tidak mencegah supaya accident tidak berulang. Faktanya, terulang lagi dan lagi," ujar Fahmy. "Mestinya mereka menggunakan sistem keamanan berstandar internasional."
Selanjutnya: bukti keberadaan Komut dan Dirut Pertamina yang tidak efektif
<!--more-->
Desakan mundur juga disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. Dia meminta Komut dan Dirut Pertamina mau legowo untuk megundurkan diri. Sebab, kebakaran yang terjadi di Kilang Minyak Dumai menunjukkan bahwa keduanya tidak bisa melakukan perbaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja di wilayah kerja strategisnya.
"Terlepas dari penyebab kebakaran ini karena sabotase atau kecelakaan murni, komisair utama dan Dirut Pertamina harusnya malu bila masih mempertahankan jabatannya," kata Mulyanto melalui siaran pers, Minggu, 2 April 2023.
Mulyanto menilai kecelakaan tersebut membuktikan keberadaan Komut dan Dirut Pertamina yang tidak efektif menggerakkan seluruh jajaran untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja. Pertamina, kata dia, butuh pimpinan yang dapat menggerakkan semua potensi sumber daya manusia untuk mengamankan aset yang dikelola. Termasuk berkoordinasi dengan aparat keamanan dalam pengamanan wilayah kerja Pertamina.
"Ini penting karena wilayah kerja strategis dan fasilitas produksi Pertamina adalah objek vital negara. Aset strategis nasional," kata dia.
Pilihan Editor: Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina Dumai Meledak, Ini Kata Kapolda Riau
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini