Central Proteinaprima Dinilai Tak Beritikad Baik

Reporter

Editor

Senin, 13 April 2009 12:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemegang obligasi Red Dragon Group Pte Ltd menilai manajemen PT Central Proteinaprima Tbk tak juga menunjukkan itikad baik. "Mereka masih belum meminta izin penerbitan saham baru kepada obligor," ujar pendiri PT Independent Research and Advisory Indonesia Lin Che Wei kepada Tempo, Senin (13/4).

Lin Che Wei yang mewakili sembilan pemegang obligasi Red Dragon itu mengatakan, dalam perjanjian obligasi, disebutkan Central wajib meminta persetujuan obligor jika ingin menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Sementara, Central kini terus saja menyiapkan rapat umum pemegang saham luar biasa kedua yang akan menentukan perihal rights issue tersebut.

Rapat umum pertama November 2008, yang menyetujui rights issue, dibatalkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Maret lalu, karena pemegang saham independen yang datang tak memenuhi kuorum. Hasil rapat otomatis ikut gugur, namun Badan Pengawas mengizinkan Central mengadakan rapat lagi.

Che Wei mengatakan rights issue tersebut mendilusi saham Central yang dijadikan jaminan Red Dragon kepada obligor. Ia menambahkan, itikad buruk Central lainnya adalah pelaporan keuangan yang tidak memenuhi asas keterbukaan informasi. Sebabnya, dalam laporan 2008 yang dipublikasikan di media massa pekan lalu, Central memasukkan dana hasil rights issue tanpa memberikan keterangan bahwa penerbitan saham itu telah dibatalkan Badan Pengawas.

Silang sengkarut ini berawal saat Red Dragon menerbitkan obligasi senilai US$ 200 miliar berkupon 2 persen yang jatuh tempo pada 2010. Jaminan obligasi ialah saham Central yang dimiliki Red Dragon, PT Surya Hidup Satwa, dan perusahaan lain yang terafiliasi oleh keluarga Jiaravanon, dengan jumlah total 70,3 persen saham saham Central pada November 2008. Ketika obligasi diterbitkan, saham CP Prima diperdagangkan pada harga Rp 590 per lembar.

Pada 14 Oktober 2008, nilai saham Central jatuh hingga Rp 140. The Bank of New York, wali amanat obligasi, mengeluarkan pemberitahuan terjadinya gagal bayar (default) kepada Red Dragon. Red Dragon gagal menambah (top up) jaminan yang seharusnya bernilai 250 persen dari jumlah obligasi. Central kemudian malah mengumumkan akan melakukan penerbitan saham baru, dan melaksanakan rapat yang mengesahkan rights issue sebanyak 17,5 miliar saham bernilai Rp 1,75 triliun.

BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

17 September 2022

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.

Baca Selengkapnya

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

29 Maret 2022

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

27 November 2021

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

30 Agustus 2021

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.

Baca Selengkapnya

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

26 Juni 2021

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.

Baca Selengkapnya

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

1 April 2021

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.

Baca Selengkapnya

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

1 April 2021

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.

Baca Selengkapnya

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

27 Agustus 2020

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.

Baca Selengkapnya