Pasalnya, krisis finansial yang mengguncang pasar saham membuat investor ragu menanamkan dananya di sana. Masyarakat, kata Ryan, mencari instrumen investasi yang aman memberikan imbal hasil yang baik, sekaligus likuid alias mudah dipindahtangankan.
"Sukuk ritel memenuhi syarat-syarat tersebut," tutur Ryan. Selain itu, Ryan menilai investor yang merugi setelah bermain saham beralih ke sukuk ritel untuk meng-offset-i atau mengganti kerugiannya.
Larisnya sukuk ritel, menurut Ryan, menunjukkan bahwa warga negara Indonesia masih memiliki banyak dana untuk diinvestasikan. "Hanya saja, sekali lagi, mereka cuma mau instrumen investasi yang aman," ujar dia.
Pemerintah dinilainya dengan tepat memanfaatkan momentum itu untuk mencari dana bagi pembiayaan proyek-proyeknya. Lebih lanjut, ia melihat wajar jika perbankan dan institusi juga membeli sukuk ritel.
Adapun banyaknya pegawai negeri sipil yang membeli sukuk dipandangnya sejalan dengan karakter mereka yang konservatif. "Mungkin mereka menggunakan dana yang ditabung bertahun-tahun, kemudian mencari instrumen investasi yang nggak neko-neko," kata dia.
BUNGA MANGGIASIH