TEMPO Interaktif, Jakarta:Biasanya Paris Club tidak akan memberikan penjadwalan utang jika Indonesia mengakhiri programnya dengan IMF. Dana Moneter Internasional (IMF) akan mendukung Indonesia mendapatkan pinjaman dari negara dan organisasi kreditur, seperti Jepang, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), jika pemerintah benar-benar mengakhiri programnya dengan lembaga keuangan internasional ini akhir tahun 2003. Kami juga berharap tetap bisa berdialog dan memberikan pendapat, serta melanjutkan kerjasama dengan Indonesia, kata Direktur IMF Asia Pasifik Daniel Citrin usai bertemu dengan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie di gedung Bappenas Jakarta, Rabu (7/5). Citrin menegaskan Forum CGI juga akan tetap ada tanpa atau dengan pinjaman dari IMF. Hanya saja, kata dia, biasanya Forum Paris Club tidak akan memberikan penjadwalan utang, jika Indonesia mengakhiri programnya dengan IMF. Tapi kami akan tetap kooperatif dengan Indonesia apapun yang akan diputuskan, ujarnya. Meski begitu, ia mengingatkan pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan situasi keuangan jika nantinya memutuskan untuk mengakhiri program dengan IMF. Karena pemerintah akan menjalankan program ekonominya sendiri yang didasarkan kepada stabilitas makro dan reformasi struktural. Dan IMF harus mendukung, katanya. Menurut dia, pemerintah telah melaksanakan program ekonominya dengan baik. Bahkan, yang sedang berjalan pun, ia nilai dengan baik juga. Seperti yang anda lihat perekonomian sudah mulai membaik, tambahnya. Ia mengakui Indonesia mengajukan beberapa opsi exit strategy kepada IMF. Hanya saja Citrin tidak menyebutkan apa opsi itu. Sebelumnya Pejabat Sementara Badan Analisa Fiskal Anggito Abimanyu mengatakan ada tiga opsi yang diajukan pemerintah. Pertama, post program monitoring atau monitoring oleh IMF setelah program berakhir. Kedua, non post program monitoring atau tanpa monitoring. Ketiga, precausing standy by arrangment atau program lanjutan tanpa pinjaman. Citrin menambahkan telah terjadi kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Kata dia, program kerja selama ini bukan buatan IMF, melainkan karya pemerintah Indonesia sendiri. Saya datang dari Washington tidak dengan ide saya sendiri yang menekan pemerintah untuk menerima program, kata dia yang kedatangannya ke Bappenas di dampingi Kepala Perwakilan IMF untuk Indonesia David Nellor dan Direktur Eksekutif IMF Asia Tenggara Sri Mulyani. (Kurniawan -TNR)
Berita terkait
Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha
2 menit lalu
Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha
Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.