Restrukturisasi Mesin Tekstil Akan Terkendala Perbankan

Reporter

Editor

Senin, 8 Desember 2008 17:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pelaksanaan program restrukturisasi mesin tekstil tahun depan diperkirakan terkendala sulitnya mendapat pinjaman dari perbankan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy, mengatakan perbankan memperketat pinjaman karena krisis ekonomi global. "Jaminan perbankan sekarang sulit," kata Ernovian saat dihubungi Tempo, Senin (8/12).

Ernovian menambahkan, restrukturisasi mesin tekstil juga perlu dukungan jaminan pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat, mengatakan krisis ekonomi global memangkas kapasitas produksi hingga 30-40 persen. "Tahun depan ada kemungkinan penurunan," ujarnya. Apalagi, lanjut Ade, pinjaman dari perbankan sulit.

Ade memperkirakan ekspansi pada tahun depan akan tetap berjalan. Karena industri pembuat mesin juga ingin menjual produknya. "Mungkin mereka akan membuat skema baru, sehingga saling menguntungkan," katanya.

Adapun investasi mesin baru tekstil pada 2007 dan 2008 sekitar Rp 2 triliun.

Direktur Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian, Anshari Bukhari, mengatakan restrukturisasi mesin tekstil akan memperhitungkan daya serap tahun ini dari industri tekstil.

Menurut Anshari, pihaknya mengusulkan anggaran restrukturisasi tersebut bisa digunakan sektor lain yang membutuhkan, seperti industri gula dan alas kaki.

Semula, pemerintah menyediakan anggaran restrukturisasi sekitar Rp 300 miliar. Namun, karena krisis ekonomi daya serap industri tekstil berkurang. Sehingga diusulkan dana untuk industri tekstil Rp 200 miliar, Rp 50 miliar untuk industri gula, dan Rp 50 miliar untuk industri alas kaki.

"Proyeksi ke depan, mungkin investasi (tekstil) tidak begitu besar. Jadi, kami usulkan untuk dibagi," jelas Anshari.

Anshari menambahkan, krisis ekonomi global menyebabkan pasar menciut, sehingga konsumen akan mencari yang terbaik dan termurah. Menurutnya, program restrukturisasi mesin justru bisa mendorong industri meningkatkan daya saing barang, sekaligus harga jual lebih murah.

Caranya, melalui efisiensi dengan teknologi mesin baru yang sekaligus bisa meningkatkan produktifitas. "Kalau krisis industri tidak melakukan ini, malah kehilangan daya saing," ujarnya.

NIEKE INDRIETTA

Berita terkait

Pertumbuhan Industri Tekstil Bakal Tembus 5 Persen  

18 September 2012

Pertumbuhan Industri Tekstil Bakal Tembus 5 Persen  

Disokong investasi asing dan program restrukturisasi mesin.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Mesin Tekstil Jepang Serbu Indonesia

20 Juni 2011

Perusahaan Mesin Tekstil Jepang Serbu Indonesia

Namun untuk mewujudkan rencana tersebut, investor Jepang berharap pemerintah bersedia memberikan insentif dan memperbaiki sektor infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Mesin TPT Terancam Terhambat  

4 April 2011

Restrukturisasi Mesin TPT Terancam Terhambat  

Saat ini pemerintah masih berusaha untuk mengembalikan biaya impor mesin ke nol persen.

Baca Selengkapnya

Peremajaan Mesin Tekstil Serap Investasi Rp 4,9 Triliun  

21 Juli 2010

Peremajaan Mesin Tekstil Serap Investasi Rp 4,9 Triliun  

Sudah ada 202 industri TPT yang terdaftar sebagai peserta program tersebut pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Investasi Restrukturisasi Mesin Tekstil Rp 1,6 Triliun Oktober Ini

18 November 2009

Investasi Restrukturisasi Mesin Tekstil Rp 1,6 Triliun Oktober Ini

"Restrukturisasi ini penting untuk permesinan ITPT yang kebanyakan sudah tua"

Baca Selengkapnya

Dana Restrukturisasi Mesin Tekstil Belum Turun

15 November 2007

Dana Restrukturisasi Mesin Tekstil Belum Turun

Perusahaan tekstil di Jawa Tengah masih menunggu pengucuran dana restrukturisasi mesin tekstil yang dijanjikan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Berharap Program Restrukturisasi Mesin Diteruskan

15 September 2007

Industri Tekstil Berharap Program Restrukturisasi Mesin Diteruskan

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah berharap pemerintah melanjutkan program restrukturisasi mesin tekstil hingga mencakup seluruh pabrik tekstil yang ada.

Baca Selengkapnya

Dana Restrukturisasi Tekstil Rp 80 Miliar

27 April 2007

Dana Restrukturisasi Tekstil Rp 80 Miliar

Program restrukturisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam bentuk skim kedua senilai Rp 80 miliar mulai diluncurkan. Program ini bagian dari program restrukturisasi TPT dengan total nilai Rp 255 miliar. Sebelumnya, Departemen Perindustrian meluncurkan skim pertama dengan nilai Rp 175 miliar.

Baca Selengkapnya