Andre mengatakan dana itu merupakan kombinasi antara kas internal dan pinjaman pihak ketiga. Tapi, dia enggan menjelaskan lebih lanjut komposisi kedua sumber dana tersebut.
Sejumlah investor asing berupa lembaga keuangan bank dan non bank yang memiliki saham Adaro dalam jumlah besar sudah mendekati perseroan untuk menawarkan sahamnya. Investor itu, kata Andre, merupakan investor yang membeli saham Adaro di secondary market. Mereka menilai harga saham Adaro sudah jauh dari harga wajar sehingga mereka ingin melepasnya.
Jika saham Adaro yang dimiliki investor asing yang akan keluar ini digabung jumlahnya cukup signifikan. Meski tak menyebut jumlah pasti, Andre memastkan jumlahnya tak sampai 20 persen dari saham yang ada di publik. “Kalau terbeli semua transaksi ini mejadi material, potensi transaksinya sekitar US$ 200 juta,” katanya. Soal harga dia menyerahkan pada investor yang mau melepas saham Adaro.
Manajemen Adaro, kata dia, meminta Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan sahamnya di bursa sejak 10 Oktober. Tapi, karena perdagangan bursa dihentikan permintaan itu baru dipenuhi pada hari Selasa (14/10). Sejak sesi pertama perdagangan bursa, saham Adaro disuspensi untuk waktu yang belum ditentukan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia erry Firmansyah mengatakan pihaknya belum tahu kapan perdagangan saham Adaro dibuka lagi. “Tapi dalam satu dua hari ini kami akan panggil manajemen untuk minta penjelasan,” katanya. ari astri yunita