Aturan Dilonggarkan, Emiten Siapkan Pembelian Balik

Reporter

Editor

Kamis, 9 Oktober 2008 18:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta :Rencana kelonggaran aturan mengenai pembelian kembali (buy back) saham disambut baik oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dalam kondisi indeks yang tidak menentu, buy back menjadi opsi yang baik untuk melindungi para pemegang saham.


"Kami tengah membahas aturan yang memberi kelonggaran bagi emiten untuk buy back saham" kata Kepala Biro Perundangan dan Bantuan Hukum Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Robinson Simbolon, Kamis (9/10) di Jakarta.

Direktur Utama PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk, Hendy P. Santoso mengatakan buy back memang diperlukan dalam kondisi ekonomi yang buruk, untuk menjaga kepentingan para pemegang saham.

"Dengan diperlonggarnya aturan, bisa segera membeli kembali saham di pasar," kata Hendy.

Meski telah menyatakan kesiapannya untuk buy back, namun Hendy mengaku saat ini masih melakukan kajian sehingga ia belum dapat mengungkapkan berapa saham yang akan dibeli kembali.

Ia mengatakan rencana ini masih terus di kaji oleh perseroan, terkait proses untuk pelaksanaanya yang dianggap memakan waktu lama. Dimana dari pengajuan izin serta proses untuk RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa), bisa memakan waktu lebih dari tiga bulan.

Dengan diperlonggarnya aturan buy back yang ada sekarang, seperti jumlah saham yang dibeli sesuai modal disetor yang tadinya maksimal 10 persen menjadi maksimal 50 persen, dengan kisaran 20-50 persen.


Selain itu jumlah pembelian dalam sehari yang sebelumnya hanya 25 persen dari total transaksi harian, kini menjadi 100 persen. Kelonggaran tenggang waktu rapat umum pemegang saham (RUPS) dipercepat hingga paling lama tujuh hari, dan bahkan dimungkinkan buy back dilakukan tanpa melalui persetujuan RUPS dan hanya melalui mekanisme keterbukaan.


Advertising
Advertising

Hendy Santoso mengatakan, pihaknya berharap buy back bisa dilakukan secepatnya terutama setelah harga saham PGAS yang turun cukup jauh, dari kisaran harga Rp2.400 pada September 2008, menjadi Rp1.590 pada 7 Oktober 2006.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menyambut baik kebijakan pemotongan jangka waktu proses buy back.

Direktur Utama PT. Aneka Tambang, Tbk, Alwin Syah Loebis, menegaskan, proposal kajian buyback saham Antam, sudah berada di pihak sekuritas dan diperkirakan selesai pekan depan.

Dia menyebutkan, pihaknya secepatnya melakukan RUPS setelah kajian buyback selesai. Kendati demikian, kata Alwin, pihaknya tidak menyiapkan dana khusus untuk buy back.

"Meski kita tidak menyiapkan dana khusus untuk buyback, saat ini kas perseroan mencapai US$ 360 juta yang sebagian kecil bisa dialokasikan untuk buyback," tuturnya.

Namun demikian, Alwin belum bisa memastikan jumlah dana untuk buyback tersebut. Sebab masih harus menunggu kajian selesai.

Emiten non BUMN juga sudah giat melakukan buy back. Seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang mencatatkan akumulasi pembelian kembali saham sebanyak 504,57 juta lembar saham atau senilai Rp534,87 miliar. Jumlah tersebut sama dengan 4,97 persen saham dari total jumlah saham beredar.

Kalbe telah mendapat persetujuan dari pemegang saham melalui RPUSLB pada 17 September 2008, untuk melakukan buy back dengan jumlah maksimal. 518,34 juta lembar saham.

Sementara itu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meminta buy back tambahan sebanyak 10 persen dari keseluruhan jumlah saham yang dimiliki, atau sekitar 1,94 miliar saham. Padahal sebelumnya, BUMI telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan buy back saham sebanyak 3 persen, atau sebanyak 582.120.000 saham.

BUMI telah mengajukan surat permohonan buyback tambahan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Saat ini, perseroan masih menunggu persetujuan atas permohonan tersebut.

Rencana tambahan buy back BUMI merupakan strategi guna mengantisipasi kondisi pasar yang tak pasti. Pihak BUMI mengatakan, kas internal mereka cukup kuat untuk melakukan tambahan buy back.

"Kas internal kami tidak ada masalah untuk buy back," kata Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep SriSrivastava.

Ari Astri Yunita

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

17 September 2022

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.

Baca Selengkapnya

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

29 Maret 2022

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

27 November 2021

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

30 Agustus 2021

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.

Baca Selengkapnya

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

26 Juni 2021

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.

Baca Selengkapnya

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

1 April 2021

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.

Baca Selengkapnya

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

1 April 2021

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.

Baca Selengkapnya

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

27 Agustus 2020

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.

Baca Selengkapnya