Saham Grup Bakrie Belum Akan Dibuka

Reporter

Editor

Rabu, 8 Oktober 2008 18:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta :Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum memutuskan untuk membuka suspensi saham-saham dari Grup Bakrie, meskipun pihak Bakrie telah memberikan penjelasan kepada otoritas bursa tersebut.

"Kita masih akan memeriksa beberapa poin mengenai Bakrie. Jadi, suspennya tidak secara langsung kita buka," kata Direktur Utama Bursa Efek, Erry Firmansyah.

Pihak Bakrie, kata Erry, telah menjelaskan persoalan mengenai gagal bayar atau default repo, yang menjadi kekhawatiran bagi pelaku pasar.

"Untuk keluarga Bakrie tidak ada default. Dari perusahaan tidak ada. Tapi kalau dari pemegang saham, mereka tidak bisa mengkontrol tentang itu," jelas Erry.

Menurut Direktur Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Dileep Srivastava mengatakan bahwa pihaknya telah mengikuti aturan yang berlaku. Mengenai penjelasan ke publik, mereka akan paparkan sehari setelah pertemuan.

Dileep juga mengatakan bahwa rumor yang dialami Bakrie bukan sesuatu yang luar biasa. Sebab, mereka merasa tidak ada masalah sama sekali. Secara kinerja pun, Bakrie masih bagus. Terkait kondisi bursa yang bergejolak, emiten Bakrie telah mengambil langkah untuk mengurangi kejatuhan.

Salah satunya adalah opsi pembelian saham kembali atau buy back. Baru-baru ini, BUMI telah meminta izin untuk melakukan tambahan buy back sebesar 10 persen. Sebelumnya, perseroan telah meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan buy back sebesar 3 persen. Dileep menyatakan bahwa BUMI memiliki kas yang sehat untuk melakukan buy back. Secara fundamental pun mereka masih sangat baik.

"Untuk kinerja BUMI tidak ada masalah. Kas kami juga tidak ada masalah untuk buy back," jelasnya.

Pada perdagangan Selasa (7/10), enam emiten dari Bakrie Grup disuspensi oleh otoritas BEI. Suspensi tersebut dilakukan karena banyaknya kesimpangsiuran soal aksi korporasi dan sentimen negatif yang muncul terhadap saham-saham tersebut.

Keenam saham kelompok Bakrie yang mengalami suspensi adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Informasi yang membuat kekhawatiran terbesar bagi pelaku pasar, adalah gagal bayar gadai saham yang dilakukan Bakrie Group. Sehingga pihak BEI perlu meminta penjelasan mengenai itu.

Danatama Makmur yang memborong saham grup Bakrie pada 26 September lalu semestinya melakukan pembayaran pada Senin (6/10), namun mereka gagal bayar.

Mengenai hal itu, Direktur Perdagangan dan Keanggotaan BEI, M.S. Sembiring mengatakan bahwa Danatama memang mengalami gagal bayar. Namun itu tidak ada kaitannya dengan gagal bayar repo Bakrie.

Danatama, menurut Sembiring akan menyelesaikan pembayarannya hari ini, (Rabu 8/10).

"Keliatannya mereka yakin mereka bisa bayar. Keliatannya mereka sudah dapat dana dari nasabahnya," jelasnya.

Sembiring mengatakan kalau itu sudah tidak ada masalah, sebab Danatama sudah mengatakan kesanggupan dan memiliki jaminan untuk itu. Sementara untuk nilai defaultnya sendiri, pihaknya masih melakukan perhitungan.

"Kewajibannya sekitar Rp190 miliar, tapi yang default sedang dihitung," katanya.

Pengamat pasar Modal Kenny S. mengatakan bila saham Bakrie dibuka suspensinya, kemungkinan harga sahamnya semakin anjlok.

Enam saham milik kelompok Bakrie tidak bisa melanjutkan perdagangan, pada Selasa (7/10) karena penurunan yang di luar batas kewajaran. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dihentikan pada level Rp2.175, setelah anjlok 32,03 persen dari posisi di level Rp3.200. Lalu, saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dihentikan pada level Rp460 setelah anjlok 35,21 persen dibanding pembukaan di level Rp710.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga bernasib sama, dihentikan pada level Rp350 setelah anjlok 32,69 persen dari pembukaan di level Rp520. Saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dihentikan pada level Rp150 setelah anjlok 36,17 persen dibanding pembukaan pada posisiRp235.

Saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) juga dihentikan pada level Rp150 setelah anjlok 40 persen dibanding pembukaan di level Rp250. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang merupakan induk dari lima perusahaan tersebut juga mengalami penghentian di level Rp145 setelah anjlok 40,82 persen dari pembukaan pada level Rp245.

"Kalau dalam kondisi seperti ini dibuka, mungkin akan tambah anjlok lagi" katanya.



Ari Astri Yunita

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

17 September 2022

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.

Baca Selengkapnya

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

29 Maret 2022

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

27 November 2021

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

30 Agustus 2021

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.

Baca Selengkapnya

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

26 Juni 2021

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.

Baca Selengkapnya

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

1 April 2021

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.

Baca Selengkapnya

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

1 April 2021

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.

Baca Selengkapnya

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

27 Agustus 2020

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.

Baca Selengkapnya