TEMPO Interaktif, Jakarta: Usaha unggas sejak 2002 telah tumbuh hingga 11 persen. Menurut Deputi Menteri Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi bila usaha ini mendapat investasi yang terarah maka akan menjadi industri maju, "Bahkan bisa mendapat dukungan politik," ujarnya di depan pengusaha unggas hari ini. Bayu mengakui, usaha unggas sering mendapat hantaman dan harus menghadapinya sendiri. Seperti pada 2003 lalu, pengusaha unggas memasuki masa krisis karena flu burung. Lalu sejak 2005 hingga saat ini, kata Bayu, daya beli masyarakat akan daging unggas semakin turun, "Ditambah lagi dengan kenaikan harga pakan yang membuat harga daging dan telur unggas meningkat," ujarnya.Pemerintah, kata Bayu, ingin konsumsi masyarakat akan daging dan telur unggas terus meningkat, "Nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi." Saat ini sekitar 60 persen konsumsi protein masyarakat berasal dari daging dan telur unggas.Di sisi lain Bayu mengkritik sikap pengusaha unggas yang tidak melakukan investasi jangka panjang. "Flu burung sudah terjadi lama, tapi hingga sekarang tidak ada investasi untuk menanganinya," ujar Bayu.Selama ini, sekitar 80 persen produk unggas dipasarkan tanpa memperhatikan praktek pasar yang baik. "Pendistribusiannya tidak memperhatikan kebersihan, jadi mudah terkena kuman," ujarnya.Pemerintah juga meminta pengusaha unggas mulai merencanakan langkah-langkah yang diambil menjelang relokasi unggas dari Jakarta pada 2010 mendatang, "Langkah strategisnya harus sudah dipikirkan sejak sekarang," kata Bayu.[]CORNILA DESYANA | ISMI WAHID
Tingkatkan Populasi Ternak: Mentan Amran Dorong Produktivitas Semen Beku
23 November 2023
Tingkatkan Populasi Ternak: Mentan Amran Dorong Produktivitas Semen Beku
Kunjungan Mentan Andi Amran Sulaiman ke BBIB Singosari, guna mendorong peningkatan produktivitas semen beku ternak sehingga populasi ternak Indonesia dan susu.