Pengusaha: Bunga Bank Indonesia Maksimal 9 Persen

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Juni 2008 01:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kalangan pengusaha meminta Bank Indonesia tidak menaikkan BI Rate (suku bunga) lebih dari sembilan persen hingga akhir tahun. Kenaikan suku bunga terlalu agresif akan berdampak langsung pada kenaikan suku bunga kredit. Sebelumnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 8,5 persen. Keputusan diambil untuk meredam inflasi tahunan per Mei sebesar 10,38 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Thomas Darmawan mengatakan, apabila suku bunga Bank Indonesia lebih dari sembilan persen kemungkinan bunga pinjaman bisa di atas 15 persen. "Itu di luar batas toleransi," ujarnya kepada Tempo, Jumat (6/6). Menurut dia, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan penurunan penjualan. "Kenaikan suku bunga kredit akan mempersulit ruang gerak usaha," ujarnya. Thomas mengatakan, kalangan industri mendapat pukulan bertubi-tubi akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Dia menghitung sejak Januari-Juni 2008, harga bahan bakar minyak industri naik 116-119 persen. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Hariyadi Sukamdani mengtatakan, kenaikan suku bunga saat ini masih dapat ditoleransi industri. Dia mengharapkan kenaikan tersebut bersifat temporer. "Bank Indonesia harus bisa membuat situasi kondusif untuk pengembangan industri," katanya. Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata menyebutkan, penyesuaian suku bunga Bank Indonesia wajar mengingat inflasi yang cukup tinggi. "Inflasi itu berpengaruh langsung atas daya beli, apabila inflasi terus tinggi, industri yang akan repot," ujarnya. Gunadi mengharapkan, penyesuain suku bunga Bank Indonesia tidak seperti pada 2006 atau pasca kenaikan harga bahan bakar minyak 2005. Saat itu BI Rate diatas 12 persen. "Itu sangat memberatkan dan berpengaruh langsung atas penurunan penjualan," katanya. YULIAWATI

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

8 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya