Konsumsi Bahan Bakar Minyak Masih Tinggi

Reporter

Editor

Senin, 26 Mei 2008 00:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi rata-rata 28,7 persen pekan lalu, konsumsi bahan bakar diperkirakan masih cukup tinggi. Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Adi Subagyo mengatakan, tingginya konsumsi bahan bakar bersubsidi karena masih tingginya harga bahan bakar nonsubsidi. "Masih ada selisih harga sekitar Rp 2.000 per liter," katanya, Minggu (25/5). Pada 23 Mei 2008, pemerintah menaikkan harga jual Premium menjadi Rp 6.000 per liter, Solar Rp 5.500 per liter dan minyak tanah Rp 2.500 per liter. Sedangkan bahan bakar nonsubsidi jenis Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing sekitar sebesar 9.300 dan Rp 9.400 per liter. Sedangkan Solar DEX sebesar Rp 11.100 per liter. Menurut Adi, penjualan bahan bakar bersubsidi naik sekitar 36 persen dan nonsubsidi malah turun sekitar 30 persen sejak harga minyak mentah US$ 100 per barel. Akibatnya banyak pemilik kendaraan yang beralih ke menggunakan bahan bakar premium dan solar. Juru bicara PT Pertamina (Persero) Wisnuntoro mengatakan, permintaan solar untuk nelayan naik sebesar 10 persen. "Ada indikasi permintaan untuk solar nelayan naik 10 persen," ujarnya kemarin. Pertamina, kata dia, akan memenuhi kebutuhan solar nelayan jika memenuhi kriteria subsidi. Namun, Sekretaris Jenderal Pelayaran Rakyat Abdul Rasyid Gani mengatakan Pertamina membatasi solar sejak dua bulan. Kapal-kapal hanya dapat melakukan pengisian solar satu kali dalam sebulan. Sebelumnya, kapal bebas mengisi solar setiap akan beroperasi sesuai permintaan melalui koperasi. "Biasanya bisa jalan dua rit sebulan, sekarang tinggal satu rit," ujarnya. Abdul menjelaskan, sedikitnya ada 3000 unit kapal tergabung dalam pelayaran rakyat yang beroperasi di seluruh Indonesia. Kapal-kapal rakyat selain mengangkut penumpang, juga melayani pengangkutan barang antar pulau seperti bahan pokok dan bahan bangunan. Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, pihaknya tidak membatasi penjualan. "Bukan dibatasi, tapi karena mereka selama ini beli dengan jerigen," katanya. ALI NY | NIEKE INDRIETTA | HARUN MAHBUB

Berita terkait

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

16 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

18 Februari 2024

Ramai Subsidi BBM Dipangkas untuk Makan Siang Gratis, Begini Penjelasan Lengkap TKN Prabowo-Gibran

Wakil Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka buka suara soal polemik pemangkasan BBM untuk program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Prabowo - Gibran Akan Pangkas Subsidi BBM untuk Biayai Makan Siang Gratis, Ekonom Ini Sebut Bahayanya

18 Februari 2024

Prabowo - Gibran Akan Pangkas Subsidi BBM untuk Biayai Makan Siang Gratis, Ekonom Ini Sebut Bahayanya

Ekonom Celios Bhima Yudhistira tak sepakat program makan siang gratis Prabowo - Gibran bisa dijalankan dengan memangkas subsidi BBM.

Baca Selengkapnya