TEMPO Interaktif, Jakarta:Produksi gula mentah atau raw sugar yang diproses pabrik gula dalam negeri masih terbatas. Produsen gula rafinasi pun masih mempertanyakan kualitas gula mentah yang akan dihasilkan. "Sampai saat ini kualitas belum diketahui karena baru mau memulai proses dengan masuknya musim giling," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) M Yamin Rachman, Rabu (21/5). Menurut Yamin, produsen gula rafinasi tak keberatan dengan permintaan pemerintah untuk mengolah di dalam negeri. Saat ini produsen telah bekerjasama dengan PT Perkebunan Negara (PTPN) untuk memproses gula mentah (raw sugar). Gula mentah ini merupakan bahan baku gula rafinasi yang selama ini diimpor. Dia menjelaskan, apabila gula mentah produksi dalam negeri lebih murah dan memenuhi kualitas maka produsen lebih memilih produksi dalam negeri. Produksi gula mentah dalam negeri, kata Yamin, masih terbatas sekitar 100-200 ribu ton. Sementara itu dalam neraca gula yang ditawarkan AGRI, diproyeksikan kebutuhan gula rafinasi 2008 sebanyak 2,1 juta ton atau diperlukan sekitar 2,3 juta ton gula mentah. Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, Achmad Manggabarani menjelaskan proyek percontohan produksi gula mentah sudah dimulai oleh PT Sugar Labinta sebanyak 265 ribu ton. "Tak ada masalah teknologi," ujarnya. Dia menegaskan, gula rafinasi harus berbasis gula tebu. Produsen harus bekerjasama dengan tebu rakyat untuk mendapat pasokan tebu. "Ada masa toleransi dua tahun, tapi harus jelas rencananya," katanya. YULIAWATI