TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pelaku industri perdagangan elektronik (e-commerce) nasional mematok target kinerja yang ambisius pada tahun ini. Patokan target ini ditopang oleh populasi pengguna Internet yang masih sangat besar dibandingkan dengan pangsa masing-masing platform, serta daya beli masyarakat yang terus meningkat.
Baca : Sri Mulyani Yakin Investasi Meningkat Tahun Ini
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat terdapat 132 juta orang di Indonesia yang sudah terpapar Internet. Dari jumlah itu, sebanyak 63,5 persen atau 84,2 juta pengguna memanfaatkan Internet untuk melakukan transaksi dalam jaringan (online).
Di sisi lain, banyaknya e-commerce yang bermunculan membuat pemahaman mengenai jenis e-commerce tak dipahami masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui istilah tanpa mengetahui lebih dalam fungsi platform, jenis barang, dan tipe penjual di setiap jenis e-commerce yang berbeda satu sama lain.
Baca : Wow... Pengguna Belanja Online di Situs Ini Meningkat!
Situs OLX misalnya, mematok target kinerja yang ambisius pada 2017 dengan peningkatan jumlah pengguna aktif mencapai 100 persen atau menjadi 2 juta pengguna dibandingkan dengan angka tahun sebelumnya yang sebanyak 1 juta pengguna.
“Dengan perluasan pasar selanjutnya sembari menjaga pasar yang sudah ada sekarang, kami targetkan pengguna aktif bisa melonjak sampai 100 persen. Dari 620.000, menjadi 1 juta, dan nanti 2 juta,”ungkap Chief Marketing Officer (CMO) OLX Edward Kilian Suwignyo, Selasa 7 Februari 2017.
Edward juga mengestimasi jumlah pemasangan iklan bisa tumbuh dua kali lipat pada tahun ini, atau naik dari jumlah iklan 2016 yang sebesar 170.000/hari, dan 2015 yang tercatat sebanyak 120.000 iklan/hari.
Kendati demikian, porsi iklan premium berbayar saat ini masih berada pada level single digit, misalnya properti, mobil, dan elektronik.
Sampai akhir 2016, jumlah barang yang terjual pada platform itu rerata 1,4 juta item/bulan dari 900.000 penjual aktif yang berada dalam cakupan wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Banten.
Chief Executive Officer (CEO) OLX Daniel Tumiwa menjelaskan, performa itu bisa dicapai melalui strategi perubahan tampilan untuk mendukung masyarakat yang memiliki mobilisasi tinggi. Tak hanya itu, situs yang semula merupakan gabungan dari tokobagus.com dan berniaga.com itu juga akan memperluas segmen anak muda dan wanita.
Pada tampilan baru, OLX mengaku menonjolkan konsep fitur hyperlocal yang mempermudah transaksi di wilayah terdekat, hypersimple yang memudahkan proses jual-beli, fokus pada skema konsumen ke konsumen (C to C), serta meningkatkan kepercayaan.
Di sisi lain, Portal Marketplace Blanja.com menargetkan nilai transaksi sepanjang 2017 bisa mencapai US$150 juta atau setara Rp2 triliun, meningkat sekitar 50 persen dari capaian 2016 yang sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.
CEO Blanja.com Aulia Ersyah Marinto mengatakan pencapaian kinerja cucu usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. itu akan ditopang oleh ekspansi penyediaan 500 juta produk dan kinerja aplikasi mobile.
“Dari sisi kuantitatif, kita mulai 2015 dengan nilai transaksi sekitar US$30 juta GMV . Market masih panjang perjalanannya,”ujarnya.
Berbekal kepemilikan modal marketplace internasional Ebay.com dalam jajaran pemegang saham Blanja.com, konsumen mulai dapat mengakses jutaan produk internasional sejak Desember 2016 lalu.
Selain itu, penggunaan mobile application yang telah dikembangkan pada 2016 lalu juga dinilai akan mendorong kinerja transaksi Blanja.com.
Berbeda dengan platform lain, CEO Bukalapak.com Achmad Zaky enggan menyebutkan target kinerja sekaligus strategi pengembangan usaha sepanjang tahun ini.
“Saya tidak bisa share, yang lain saja, nanti report kalau sudah kejadian saja,” jawabnya ketika dimintai tanggapan terkait dengan proyeksi kinerja 2017. Terlepas dari kinerja bisnis Bukalapak.com, menurut dia, pertumbuhan e-commerce Indonesia akan terus melonjak seiring dengan populasi pengguna Internet yang besar.
Menurut Zacky, saat ini perkembangan perdagangan online nasional masih berada di tahap awal dan baru menjangkau masyarakat perkotaan. Ke depan, diharapkan bisa menjangkau warga perdesaan.
Mengutip hasil riset Center for Human Genetic Research (CHGR), setidaknya ada 2.000 startup lokal di Indonesia pada 2016, dan ini tercatat sebagai jumlah tertinggi di Asia Tenggara.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memproyeksi pertumbuhan jumlah startup bisa mencapai 6,5 kali lipat atau 13.000 pada 2020.
"Pasar e-commerce Indonesia atraktif, terbukti dari 104 investasi yang mengalir ke Indonesia baik langsung maupun tak langsung ke sektor tersebut," tuturnya.
BISNIS.COM