TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi memperkirakan inflasi akhir tahun melonjak hingga 4 persen lantaran inflasi Januari meroket ke level 0,97 persen. Menurut Eric, inflasi tinggi menunjukkan kondisi ekonomi belum membaik. "Inflasi yang tinggi pada Januari bukan tanda perbaikan ekonomi, karena penyebabnya tekanan dari sisi supply, bukan demand," kata Eric saat dihubungi, Rabu, 1 Februari 2017.
Badan Pusat Statistik mencatat, laju inflasi atau indeks harga konsumen Januari 2017 sebesar 0,97 persen. Sedangkan secara tahunan, inflasi mencapai 3,49 persen. Dua angka itu lebih tinggi dibanding inflasi tahunan pada Januari 2015 yang mencapai 6,96 persen dan inflasi Januari 2016 sebesar 4,14 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan peningkatan inflasi awal tahun sangat dipengaruhi kenaikan harga barang yang diatur pemerintah atau administered prices. "Kontribusinya sebesar 2,57 persen," ucapnya. Sedangkan tingkat inflasi inti sebesar 0,56 persen dan inflasi harga bergejolak 0,67 persen.
Komponen terbesar penyumbang inflasi tersebut berasal dari sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil hingga 0,43, di antaranya kenaikan biaya pengurusan surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang menyumbang 0,23 persen.
Peningkatan inflasi juga bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Pencabutan subsidi tarif dasar listrik bagi pengguna golongan 900 volt ampere mulai berdampak 0,19 persen terhadap inflasi. "Ini kaitannya dengan keinginan pemerintah menjaga defisit APBN 2017," ucap Eric.
Pemerintah sebelumnya mematok defisit di level 2,41 persen atau sekitar Rp 330 triliun terhadap produk domestik bruto. Kenaikan bea pengurusan STNK berkontribusi terhadap penerimaan negara bukan pajak.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengatakan kenaikan tarif listrik nonsubsidi secara bertahap baru terefleksi pada inflasi Februari 2017. Ia mengapresiasi tingkat inflasi harga bergejolak yang cenderung stabil dibanding tren sebelumnya. "Inflasi volatile food cenderung stabil memasuki masa panen raya, sehingga diharapkan dapat mengimbangi dampak kenaikan tarif listrik 900 volt ampere," ujar Josua.
PUTRI ADITYOWATI