TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Manajer Investasi Aberdeen Asset Management menilai surat utang pemerintah atau government bond masih menjadi investasi yang stabil pasca Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Menurut President Director PT Aberdeen Asset Management Sigit Pratama Wiryadi, investor asing masih memegang sebagian surat utang pemerintah dan surat utang tersebut cenderung dipegang oleh investor jangka panjang.
Baca: David Foster Ogah Mendukung Pelantikan Donald Trump
"Fix income sekarang government bond 37 persen dipegang investor asing. Yang foreign investor ini agak berbeda di pasar saham. Ini seperti investor di bank sentral dan asuransi," ujar Sigit dalam acara diskusi di Menara DEA, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 24 Januari 2017.
Meski Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat pada November lalu, investasi tersebut dinilai tak mengalami guncangan tapi justru membaik di akhir Desember. "Pegangnya itu cukup panjang dengan fluktuasi. Kita lihat November, investor equity pada keluar. Bondnya sedikit sekali persentasenya, 1-2 persen. Di Desember akhir itu sudah balik," ujarnya.
Meski demikian, pasar obligasi juga akam tetap wait and see kebijakan yang akan diterapkan Donald Trump. Terlebih Bank Sentral Amerika The Fed juga telah memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga hingga tiga kali dengan total kenaikan diperkirakan sampai 75 basis poin.
Karena itu ia berharap nantinya lembaga pemeringkat Standard and Poor's atau S&P dapat menaikan peringkat investasi di Indonesia, sehingg surat utang Indonesia menjadi lebih menarik.
"Berita positif juga kalau balance sheet kita, GDP growth masih bagus, defisitnya turun, kemarin juga surplus perdagangannya. Mudah-mudahan S&P mengubah rating," ucapnya.
DESTRIANITA