Konsep perkantoran strata title sendiri pertama kali diperkenalkan di Jakarta pada tahun 1993 dengan Menara Sudirman sebagai gedung pertama yang selesai dibangun. Namun, selama krisis moneter, pasar perkantoran strata title mengalami stagnansi. Perkembangannya dimulai kembali pada tahun 2003 dengan dibangunnya Plaza Abda.
"Konsep strata title dapat memberi potensi pendapatan dan return yang lebih cepat bagi pengembang," kata CEO Procon, Lucy Rumantir di kantornya hari ini. Ia menambahkan, strata title juga sekaligus sebagai alternatif investasi, walaupun sejauh ini sebagian besar ruang strata title dibeli untuk digunakan sendiri.
Baca Juga:
Lebih lanjut Lucy mengemukakan, pembeli kantor strata title sebagian besar merupakan perusahaan lokal, yang dinilainya lebih mengerti perihal investment di. Indonesia. "90 persen perusahaan asing tidak diizinkan oleh kantor pusatnya," katanya.
Saat ini, perkantoran strata title mewakili 13,4 persen dari seluruh perkantoran di Jakarta, di mana pertumbuhan yang paling pesat terjadi di Jakarta Selatan. Wilayah ini dipandang memiliki image, aksesibilitas, lingkungan, dan fasilitas yang baik. Rata-rata tingkat hunian di wilayah ini juga cukup tinggi, di atas 90 persen.
Salah satu penyebabnya adalah kondisi lalu lintas di kawasan CBD yang sudah semakin padat, menjadikan pemilik perusahaan terutama yang berdomisili di Jakarta Selatan untuk mencari ruang usaha yang lebih dekat.
Lucy mengakui, saat ini perkembangan perkantoran strata title di Jakarta Selatan belum sepenuhnya didukung perkembangan infrastruktur yang memadai. "Jalan menuju selatan itu-itu saja, kecuali jalan arteri Simatupang yang akan diperlebar dan menembus bandara," katanya. Namun menurut Lucy, investor masih merasa lebih longgar dibanding di CBD.
ADISTI DINI INDRESWARI