Menurut IMF, pencapaian itu sangat positif karena sebelumnya lembaga pemberi utang itu memproyeksikan kerugian US$ 292 juta untuk tahun fiskal yang sama. Laba yang diperoleh ini meningkat dibandingkan laba pada tahun fiskal sebelumnya US$ 89 juta. Laba itu ditopang pendapatan portofolio investasi IMF yang sebagian besar ditempatkan pada surat-surat berharga dengan pendapatan tetap.
"Pencapaian laba juga dipengaruhi kenaikan pendapatan dari pinjaman negara-negara anggota IMF untuk mendanai kebutuhan mereka di saat krisis," kata IMF dalam publikasi laporan tahunan di situs resminya, Senin (22/6) waktu Setempat
Tahun lalu, IMF sempat didera krisis keuangan setelah sejumlah negara andalannya melunasi utang-utangnya seperti Argentina, Brasil, dan Indonesia.
Indonesia melunasi utang ke IMF pada 2006 dalam dua tahapan. Tahap pertama dilakukan pada Juni 2006 sebesar US$ 3,7 miliar dan tahap kedua dilakukan pada Oktober 2006 untuk sisa utang US$ 3,2 miliar. Pelunasan utang dilakukan seiring semakin membaiknya cadangan devisa Indonesia.
Seiring krisis keuangan global yang dipicu kredit perumahan AS, sejumlah negara kembali ke mencari pinjaman ke IMF. Lembaga itu pun mempermudah proses pinjaman pada negara-negara yang terdesak untuk mengatasi krisis. Seiring lancarnya kembali pemberian pinjaman, IMF pun membuat proyeksi yang lebih baik untuk keuangannya.
Untuk tahun fiskal 2010, IMF memproyeksikan laba bersihnya bisa mencapai US$ 446 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun. Proyeksi itu bisa melonjak hingga US$ 1,1 miliar atau Rp 12 triliun jika kemungkinan pinjaman baru yang masih didiskusikan ikut dihitung.
EKO NOPIANSYAH