Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sukses Nelayan Sendang Biru Malang Jadi Pengusaha

image-gnews
Hasil tangkapan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap, Sendang Biru merosot dari 50-100 ton per hari menjadi 500 kilogram. TEMPO/Eko Widianto
Hasil tangkapan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap, Sendang Biru merosot dari 50-100 ton per hari menjadi 500 kilogram. TEMPO/Eko Widianto
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Pantang menyerah dan berani menghadapi tantangan menjadi pegangan hidup Sih Budi Hari, 48 tahun, nelayan Tamban Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Dia memulai bekerja di laut sejak berusia 14 tahun. Saat anak sepantaran tengah bersekolah, Budi telah mengarungi laut selatan yang dikenal berombak ganas. Berbekal perahu bermesin tempel, Budi memburu aneka jenis ikan tangkap seperti ikan tengiri, kerapu, gutita dan lobster.

Faktor kemiskinan yang memaksa Budi menjadi nelayan. Orang tuanya bekerja sebagai petani tak mampu membiayai pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena rumaah dekat dengan pantai Tamban, dia akrab dengan para nelayan. Menjadi nelayan dianggap pekerjaan yang paling mudah untuk mencari uang, meski risiko dan tantangannya besar.

“Untuk makan besok ya mencari hari ini,” ucap Budi, Minggu 10 Oktober 2016.

Laut di ujung Pacitan sampai Banyuwangi di Jawa Timur telah diarunginya. Bekerja mulai malam sampai siang hari, Budi telah mengunjungi seluruh pelabuhan ikan di Jawa Timur. Tak puas hanya menjadi nelayan, Budi tertantang untuk memasarkan sendiri ikan hasil tangkapannya. Saat itu, ikan dibeli melalui tengkulak dengan harga murah yang merugikan nelayan.

Setelah membangun jaringan, pada 1983 Budi mendapat jalan memasok lobster ke seorang penguasaha di Surabaya. Saat itu harga lobster sekitar Rp 6 ribu per kilogram, dia mengumpulkan sebanyak satu ton lobster dari nelayan. Tak disangka, sang pengusaha melarikan diri. Sedangkan Budi harus tetap membayar untuk menjaga kepercayaan para nelayan.

nelayan Sendang Biru, Malang

Budi lalu mengajukan pinjaman Rp 6 juta ke kantor perbankan sejauh 10 kilometer dari rumahnya. Lahan sawah satu-satunya milik orang tuanya dijadikan anggunan. Seluruh uang pinjaman digunakan membayar penjualan lobster nelayan. Budi kembali mencari pembeli yang bisa dipercaya. Hingga bertemu dengan pengusaha asal Taiwan yang justru memberi pinjaman Rp 300 ribu untuk membuat kolam penampungan lobster.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

4 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

5 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

9 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

10 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

16 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

28 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

37 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.